[Tanya Jawab] Lean Six Sigma
1. Pertanyaan dari Bapak Rudyanto Saroinsong
Saya pernah mendengar sistem tsm-nya Toyota kira-kira ada perbedaan atau sama saja dengan Lean Six Sigma? Dan apakah konsep Lean Six Sigma ini bisa diterapkan di dunia konstruksi? Karena kecenderungan yang saya baca, tsm Toyota ini untuk manufaktur. Tapi untuk pekerjaan manufaktur apa bisa proses ini diterapkan?
Jawaban dari Nara Sumber: Harusnya bisa, asal komitmen dari pimpinannya, kalau pimpinannya menginginkan seperti itu dia pasti bisa melaksanakannya. Seperti di perusahaan delivery di India, dia berhasil mencapai nilai 6 Sigma. Rule-rulenya diikuti, karena memang seperti Project, ada yellow belt, Green belt memang ada sertifikasi-sertifikasinya itu yang mendapatkannya itu tidak mudah. Kalau dia komitmen dia bahkan mau membayarkan karyawannya untuk mendapatkan sertifikasi itu. Betulan teman saya waktu itu ada yang pernah dibayarin oleh LG, dia mendapat sampai Green belt. Untuk mendapatkan sertifikasi itu dia harus menyelesaikan suatu Project mengenai Six Sigma.
2. Pertanyaan dari Bapak Angki
Terkait nilai-nilai atau angka, kalau di Lean Six Sigma, nilai tersebut bisa dibilang kategori bagus, jelek, sangat bagus itu di angka berapa, apakah ada standarnya untuk Lea Six Sigma?
Jawaban dari Nara Sumber: Namanya Six Sigma yaitu 6 Sigma, yang bagus yang sudah mendekati 6 Sigma. Tapi rata-rata di Indonesia itu baru sekitar 3 Sigma, kalau kita mau membandingkan mungkin before afternya, tadi sempat dipresentasikan mengenai before after. Jadi kalau sudah lebih baik daripada before-nya itu akan lebih baik, kalau di kualitas itu seperti itu. Oleh karena itu dibutuhkan TQM itu dari karyawannya, biasanya yang tahu masalah di lapangan memang yaitu buruh pabrik yang di lapangan. Kalau kita mau meminta masukan dari mereka, perbaikan itu akan lebih baik Kalau dia merasa dia yang mengusulkan, Terkadang suka ada kebijakan yang gemba, jadi yang berhasil memperbaiki mendapatkan reward, yang merangsang karyawannya untuk melakukan perbaikan daripada harus dari atas atau bosnya yang memberitahu.
3. Pertanyaan dari Bapak Surya Agung
Untuk value added dan non added tadi kalau diukurnya itu efektifnya bagaimana? Maksudnya berapa kali percobaan kah, atau apakah faktor-faktor pagi hari, sore hari itu mempengaruhi atau tidak mempengaruhi nggak bisa langsung kapan waktu bisa diukur?
Jawaban dari Nara Sumber:
Kalau value added dan non value added itu kita identifikasi dulu, kita melakukan pengamatan. Kalau untuk penelitian mahasiswa itu biasanya melakukan pengamatan, ini termasuk kegiatan apa di value added dan non value added dikategorikan dulu. Kalau yang faktor pagi, siang, sore itu beda lagi, itu tentang ergonomi, apakah ada faktor kekalahan karyawan itu beda pembahasan. Kalau kita mau membandingkan antara tingkat kelelahan karyawan atau tidak, kalau ini hanya jenis kegiatannya bukan bukan faktor daripada pagi, siang, sore atau apakah karyawan sudah lelah atau belum bukan seperti itu. Tapi memang kegiatan daripada proses produksinya tadi, kita kategorikan dulu ini kategorinya termasuk apa. Jadi kita bisa memperbaiki juga stasiun kerjanya, misalnya warehouse-nya jauh di dekat gang, kita sekalian bisa memperbaiki tata letak pabriknya.
4. Pertanyaan dari Bapak Burhanuddin Robbani
Apakah ada case study untuk scope Lean Construction? mungkin untuk tahap desain or construction on site.
Jawaban dari Nara Sumber: Iya, kebetulan untuk hari ini pembahasannya khusus di manufaktur jadi belum ada untuk dikonstruksi, mungkin bisa diusulkan untuk topik berikutnya, yang biasa juga belum kita bahas
5. Pertanyaan dari Ibu Stevani Jeanet
Peta kendali itu banyak, Ibu hanya menjelaskan yang P, mungkin ada peta kendali yang lain yang bisa digunakan?
Jawaban dari Nara Sumber:
Itu pembahasan topik sebelumnya yaitu peta kendali, sebenarnya sudah pernah dibahas. Peta kendali itu ada yang atribut dan variabel
tergantung jenis cacatnya variabel atau atribut. Kalau variabel itu yang bisa diukur, misalnya bisa diukur pakai timbangan seperti jangka sorong, penggaris, jadi tergantung jenis cacatnya. Kalau atribut bisa pakai peta P, U dan C atau NP, kalau variabel bisa pakai peta X bar R atau X bar S. Beda industri biasanya beda jenis cacat, beda masalah, beda usulan karena tools-tools yang bisa dipakai bisa banyak, bisa dipilih tidak hanya sedikit. Masih banyak pengembangannya misalnya kalau mau dikembangkan menjadi sustanable topik yang lagi hangat sekarang, atau ke arah TQM, QCC itu juga masih bisa menarik untuk dikembangkan.
6. Pertanyaan dari Bapak Suharyono ST
Apakah bedanya Six SIgma dan Lean Six Sigma? Karena ada tambahan kata Lean.
Jawaban dari Nara Sumber: Lean Six Sigma Emang merupakan gabungan dari pada Six Sigma dan Lean Manufacturing. Six Sigma untuk meningkatkan ilmu yang meningkatkan proses manufaktur dan jasa berdasarkan data statistik Sigma, sebagai simbol atau lambang dari standar deviasi, satuan melambangkan kesesuaian atau penyimpangan suatu proses.
Lean Manufacturing untuk mengeliminasi pemborosan pada proses produksi, bertujuan untuk mengubah suatu organisasi akan menjadi lebih efisien dan kompetitif untuk mengurangi lead time dan meningkatkan luaran dengan cara mengeliminasi pemborosan.
Lean Six Sigma ini menggabungkan metode Six Sigma dan lean manufacturing, jadi ada pemborosan sumber daya fisik, waktu dan keahlian sambil memastikan kualitas dalam proses produksi dan organisasi. Jadi dia Meningkatkan kinerja dengan menghilangkan pemborosan dan cacat sumber daya serta mengajarkan bahwa setiap penggunaan sumber daya yang tidak menciptakan nilai bagi pelanggan dianggap sampah dan harus dihilangkan.
Kalau pertanyaannya apakah kita bisa memilih lean atau six-sigmanya saja itu bisa, tapi kalau kita mau menggabungkan keduanya juga bisa.
7. Pertanyaan dari Bapak Heri Heryanto
Six Sigma ini jenis laporan dalam excelnya apa ada PPT yang bagus?
Jawaban dari Nara Sumber:
Nanti kita mendapat PPT-nya bagi yang mendaftar.
8. Pertanyaan dari Bapak Ahnaf Rafif
Tadi dijelaskan bahwa dalam konsep lean itu mengeliminasi dari 7 waste yang ada, bagaimana cara memprioritaskan waste mana yang akan dieliminasi terlebih dahulu atau problem mana yang akan dieliminasi terlebih dahulu?
Jawaban dari Nara Sumber: Pertama kita identifikasi dulu kegiatan apa yang ada di perusahaan, misalnya seperti ini (pada layar). Kegiatan apa yang ada di proses produksinya, kemudian kita identifikasi lagi berapa waktunya, kita identifikasi lagi mana yang merupakan value added dan non value added. Kemudian mana dulu yang bisa diperbaiki, itu tergantung kebijakan perusahaan, mana yang kita bisa minimasi value addednya tadi, misalnya dari segi transportasi kita dekatkan gudangnya, atau dari satu mesin ke mesin yang lainnya di dekatkan maka transportasinya akan berkurang, QC tesnya juga bisa dikurangkan. Misalnya kita melakukan usulan, itu di ujungnya ada apakah kira-kira memungkinkan atau tidak, possibility-nya bisa atau tidak diperbaiki. Possibility bisa dikerjakan atau tidak ini akhirnya ujung-ujungnya kebijakan perusahaan tidak bisa dari luar, misalnya mahasiswa tugas akhir hanya usulan. Apakah bisa diimplementasikan atau tidak itu kebijakan perusahaan.
9. Pertanyaan dari Bapak Rudyanto Saroinsong
Misalnya dalam sebuah pabrik yang memproduksi makanan dan di deliver ke swalayan misal ke Makassar. Beberapa Swalayan disana ternyata hasil penjualannya menurun, di 7 jenis pemborosan itu yang nomor 7 adalah over production. Ketika terjadi penurunan daya beli di Swalayan itu dibaca oleh pabrik sebagai apa? Apakah masih dalam analisa over production apa atau produksinya tetap dipertahankan karena semua akan berpengaruh ke atas, transportasi dan lain-lain karena dilakukan dalam jarak pengiriman yang agak jauh misal pulau Jawa ke Sulawesi.
Jawaban dari Nara Sumber:
Yang jadi masalah tadi sebenarnya kalau itu titip jual, kalau tidak laku dikembalikan itu menjadi over produksi tapi kalau beli putus itu pabrikannya aman-aman saja dan menjadi masalah Swalayan bahwa produknya tidak laku. Itu pasti menjadi masalah contohnya pada saat covid semua pabrikan juga tiarap, jualannya tidak laku. Seperti teman saya yang kerja di perusahaan mobil biasanya laku 200.000 sebulan, saat covid jual 2000 saja susah, itu pasti pengaruh ke pabrikan kalau memang permintaannya menurun. Bagian marketing dan inventory memang harus kerjasama, kalau permintaan menurun produksi otomatis harus diturunkan mau tidak mau. Bagian R&D harus mencari kira-kira produk apa yang dikembangkan, kira-kira yang laku ke depannya apa, jangan hanya fokus di satu produk.
10. Pertanyaan dari Bapak Damar Lumonon
Untuk level white belt, yellow belt, green belt, black belt seperti apa gambaran besarnya?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau sertifikasi ini kalau beneran untuk yang internasionalnya harus terlibat dalam proyek, proyek itu memang benar-benar harus diimplementasikan dan didaftarkan nanti ada konsultannya yang bertugas memberikan sertifikasi itu sudah benar atau belum. Ada rule yang harus diikuti, ada ujiannya juga, yang jelas yang internasional itu tidak mudah karena harus hafal teks books apalagi bahasa Inggris.
11. Pertanyaan dari Bapak Heri Heryanto
Six Sigma ini semacam project environment kalau di manufaktur siapa yang harus bertanggung jawab, apakah Production, engineering atau QC karena sering banyak menunggu.
Jawaban dari Nara Sumber: Semuanya sebenarnya yang bertanggung jawab, pimpinan perusahaannya, biasanya ada manajer produksi itu yang paling bertanggung jawab harusnya untuk di proses produksinya.
12. Pertanyaan dari Bapak Damar Lumonon
Adakah kriteria standard didalam SPC Lean Six Sigma ini?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau SPC kita pakai peta control biasanya, bisa kita pakai yang peta variabel, peta atribut kemudian juga seven tools pernah dibahas di materi sebelumnya. Kita bisa pakai SPC semua itu untuk ke tahap improve, buat perbaikannya bisa dipakai dan tahap analize.
13. Pertanyaan dari Bapak Husein Maulana Dwi Wijatmiko
Tadi dijelaskan ada beberapa jenis metode lean manufacture salah satunya 5S. Apakah metode 5S ini bisa digunakan untuk menyelesaikan semua jenis waste atau hanya untuk waste tertentu?
Jawaban dari Nara Sumber:
Bisa untuk semuanya kalau waste, industri manufaktur bisa, jasa bisa. Yang jelas kita merapikan kalau 5S itu agar menjadi kebiasaan untuk kerapihan daripada ruangan kerjanya, menghindari kata-kata mencari, kalau ruang kerjanya berantakan itu kerjanya. Jadi tidak bisa langsung, mencari dulu barangnya mana. Kalau semuanya rapi, engkau oleh tangan jadi lebih cepat proses produksinya, jadi lebih banyak produk yang bisa dihasilkan.
14. Pertanyaan dari Bapak Damar Lumonon
Apakah Lean Six Sigma dan Kaizen itu sama ?.
Jawaban dari Nara Sumber:
Kaizen itu salah satu tools daripada Lean Six Sigma tadi di Powerpoint saya, berarti tidak sama.
Profil InstrukturDr. Ir. Rina Fitriana, S.T., M.M., IPM, ASEAN Eng.
Dosen Teknik Industri Universitas Trisakti
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
(2008 2013) Doctoral Degree Bogor Agriculture University, Agriculture Industrial Technology
(1999 2000) Magister Management at PPM Graduate School of Management
(1994 1998) Bachelor of Industrial Engineering , Trisakti University Jakarta
Pengalaman Kerja
(2020) Consultant Industrial Expert Staff at Kawasan Industri Aceh Ladong in PT. Sucofindo
(2020) Consultant Industrial Expert Staff at Master Plan Kawasan Industri Kawasan Ekonomi Khusus
Bukit Asam in PT. Taram and PT.Indokoei Internasional
(2019) Consultant Industrial Expert Staff at KPBU Research di PT. Taram
(2017) Head of Industrial Engineering Department Trisakti University
(2014) Secretary of Industrial Engineering Department Trisakti University
(2015 now) Trainer of Certified Business Intelligence Association (CIBIA)
(2015) Certified Business Intelligence Association (CIBIA) From PASAS
(2016) Certified Business Intelligence Proffessional (CIBIP) From PASAS
(2013) Desertation : Business Intelligence System Development for Dairy Agroindustry