1. Pertanyaan dari Bapak Ramlan Munawar
Saya menemukan beberapa perusahaan yang membuang limbah domestik, ternyata masih memenuhi baku mutu air limbah. Apakah dengan pengolahan sistem filtrasi langsung diperbolehkan, selama baku mutu limbah masih memenuhi atau dibawah baku mutu?
Jawaban: Dicek juga kandungan ekoli atau bakterinya, karena biasanya kalau limbah domestic itu yang dominan kalau parameter lagi itu sudah terpenuhi. Kalau ekolinya masih ada tentu harus di dispensi dahulu, kalaupun mau memakai filtrasi itu lebih baik.
2. Pertanyaan dari Bapak Johannes Simanjuntak
1) Penggunaan basa kuat dan asam kuat dapat menghasilkan nilai TDS yang tinggi. Apakah hal itu tidak mempengaruhi nilai kualitas mutu baku limbah?
2) Bagaimana dengan proses penurunan TDS tidak dapat dilakukan dengan chemical treatment? Karena TDS sendiri membaca ter-desolve, bukan yang menjadi endapan.
Jawaban:
1) TDS akan sangat terpengaruh oleh bahan-bahan kimia yang kita pakai, akhir-akhir ini dipersyaratkan TDS yang dibuang dibatasi sampai berapa ribu ppm. TDS untuk limbah itu sebenarnya cukup sulit untuk di treatment, biasanya ada 2 treatment memakai membran atau anion kation, hanya 2 teknologi itu yang bisa menangkap TDS tadi., tetapi sangat mahal.
2) Memang TDS ini tidak bisa dengan chemical treatment, bahkan chemical treatment ini akan menyumbang TDS. Ada 2 peta, untuk TDS dengan alat penukar anion kation tadi itu dia akan menyerap TDS dan membrane.
3. Pertanyaan dari Bapak Hadi Asmoro
Koagulasi yang optimal di pH berapa?
Jawaban: Biasanya ph netral yaitu 6-8, tapi kalau untuk fcl 3 biasanya ph tinggi diatas 9-11. Kalau ada logam-logam yang phnya tinggi itu bagusnya pakai koagulan apa.
4. Pertanyaan dari Bapak Yoga Pratama
Jika limbah logam bercampur dengan limbah organis lainnya itu bagaimana treatmentnya?
Jawaban: Kalau untuk logam harus di treatment tersendiri, yang organic tersendiri, selah dua-duanya di treatment baru bisa disatukan. Karena kalau sudah dicampur begitu akan lebih berat bebannya, misalnya limbah logam dengan kuantitas A, organik B, dicampur menjadi A+B, akan berbeda dengan A di treatment A, B treatment B, hasil treatment kemudian dicampur yang sudah melalui baku mutu.
5. Pertanyaan dari Bapak Yudi
Pernah mengaudit perusahaan logam di mana pada proses masih menggunakan logam raksa atau hh. Mereka tidak ada treatment untuk air raksa tersebut. Treatment terbaik untuk menangani problem masalah ini?
Jawaban: Kalau dengan koagulasi dan prokasi memang belum pernah diterapkan untuk air raksa. karena memang biasanya setau saya gitangkap dengan sistem absorpsi, menggunakan filtrasi yang absorpben nya, dia akan menangkap raksa tadi.
6. Pertanyaan dari Ibu Eni Lestari
1) Pada limbah produk bioteknologi seperti probiotik, bagaimana penerapan pengelolaan limbah yang tepat? Mengingat limbah ini kaya akan substansi bahan organik.
2) Sebelum treatment akan dilakukan analisa awal limbah. Bagaimana nilai hasil parameter awal dari limbah ini dapat menentukan tata kelola limbah yang tepat?
3) Aplikasi penggunaan mikro organisme untuk treatment limbah dapat digunakan untuk treatment limbah seperti apa?
Jawaban:
1) Limbah dari industry makan dan minuman yang mengandung probiotik, biasanya cod tinggi sekali. Kalau yang pernah diterapkan, kita memanfaatkan sistem anaerobic, karena dari subrat yang banyak mengandung karbohidrat lalu protein dengan memanfaatkan bakteri anaerobic baik proses mesofilik maupun termofilik. Umumnya cukup mesofilik, kalau termofilik pada suhu tinggi butuh energi besar. Dengan menggunakan anaerobic digester, prosesnya mesofilik yang dihasilkan adalah biogas (gas metan dan campuran CO2 dan H2).
2) Dari hasil sampel keluarlah hasil laboraturium, dari situ kita cek, kan ada 6 parameter tadi, ada ph, organic, dll, itu yang kita treatment untuk kita terapkan, untuk menghandling limbah tersebut, jadi dilihat dari parameter tadi dan kita treatment.
3) Biasanya limbah yang mengandung organic yang tinggi, dalam bentuk cod, bod yang melebihi ambang batas lingkungan. Jadi kalau cod, bodnya moderat kita pakai activated slide atau bakteri yang aerobic ke bakteri, tapi kalau sudah sangat tinggi itu kita pakai anaerobic ke bacterial.
7. Pertanyaan dari Ibu Aini Zahra
Pada activated sletch MLSS perlu dijaga berapa kali sebaiknya dilakukan monitoring parameter MLSS? Apakah perlu dilakukan penambahan bibit bakteri, jika MLSS tidak dalam rentang 2000 - 3500 mg per liter?
Jawaban: Sebenarnya, saat awal commissioning/pembiakan kita butuh MLSS dari luar, katakanlah bibit bakteri tadi. Bagusnya diambil dari industry yang sama, jadi kalau kita arsitektur kita ambil dari pabrik tekstil yang sejenis juga, supaya pengembangan pembiakan bakterinya berlangsung cepat, biasanya 3-6 bulan sudah bisa terpenuhi. Awal- awalnya memang bakteri itu kita kasih nutrisi, dia butuh nitrogen, fosfor, biasanya kita kasih cairan dari urea maupun asam fosfat. Dan bila MLSS sudah memenuhi target kita, di 2000 sudah oke, dia akan cepat berkembang, pemberian nutrisi akan kita stop, cukup dengan mamakan dari organic limbah. Kalau MLSS diawal-awal dicek setiap hari, untuk berikutnya seminggu sekali, karena biasanya perkembangannya cukup cepat, 2000-3500 secara fisik akan ketahuan, kalau sampai 4000-5000 akan terjadi balking jadi banyak sekali. Kita perlu drow off slice-slice tadi untuk menjaga range yang kita tentukan dan harapkan.
8. Pertanyaan dari Bapak Sufiadin
Larutan garam sisa proses regenerasi softener apakah termasuk limbah? Dan apakah bisa dimanfaatkan untuk proses produksi?
Jawaban: Softener itu regenerasi menggunakan garam, garam itu NAA diambil sama resin, kemudian dari resin itu keluarlah hydrogen, kalsium, magnesium, dsb. Umumnya kondisinya TDS memang tinggi tapi menurut saya tidak perlu treatment lebih lanjut, karena memang itu bisa dicampur dengan pengolahan limbah dari hasil yang lainnya.
9. Pertanyaan dari Bapak Indra
Apakah equipment yang dipaparkan dari setiap parameter tersebut berdiri masing-masing atau ada model equipment yang efektif mengatasi treatment parameter tersebut?
Jawaban: Sebenarnya itu 1 rangkaian, masing-masing sebagai satu kesatuan tidak bisa berdiri sendiri, koagulasi butuh ada adjustment jadi harus 1 rangkaian.
10. Pertanyaan dari Ibu Yeni Dokhikah
1) Jika air limbah mengandung logam berat dan mengandung bod, cod tinggi ribuan ppm, proses penghilangan metal, apakah di treatment atau setelah biological process? Mengingat mikro organisme sangat rentan terhadap logam berat.
2) Olahan secara anaerobic akan menghasilkan beberapa gas, salah satunya metan. Apakah industri selalu menangkap biogas yang terbentuk?
Jawaban:
1) Kalau usul saya harus dilakukan terpisah, jadi logam berat ditreatment terlebih dahulu, dan jangan di campur dengan yang organic, supaya treatmentnya lebih ringan dari biaya operasional maupun peralatan yang akan kita pakai, Namun kalau sudah tercampur, harusnya logam dahulu kemudian baru organic ke polutan.
2) Biogas tadi itu memang harus ditangkap, kalau tidak dibakar, karena kalau itu dibiarkan menguap, seperti yang terjadi sekarang banyak sekali industry sawit menggunakan logam anaerobic fakultatif jadi terbuka, lagun-lagun terbuka, dimana metan tadi akan rilis ke udara, dan kita tahu bahwa metan itu 21x lebih hebat efeknya disbanding CO2 ke gas rumah kaca atau penipisan lapisan ozon. Jadi penanganannya harus di cover, atau dibakar, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar seperti boyler, generator, genset. Tapi kalau untuk kearah sana paling tidak dibakar, karena efek merusak ke ozon dan efek rumah kaca itu sangat tinggi.
11. Pertanyaan dari Bapak Deni
Saya tidak melihat penjelasan tentang parameter nutrient, terutama n dan p pada air limbah industri, padahal konsentrasi nutrient pada limbah industry sangat tinggi.
Jawaban: Nutrient memang mengandung n dan p (nitrogen dan fosfor), itu sebenarnya kita pakai nutrient tersebut kalau untuk menangani limbah yang mengandung organic tadi itu biasanya dipakai di awal-awal pada saat kita membiakkan bakteri dan dosisnya disesuaikan dengan kandungan bod, karena bod berapa, nanti nitrogen dan fosfor di dosis berapa, tentunya tidak akan melebihi itu, dosisnya harus setepat mungkin jangan sampai terjadi wasted yang nantinya akan mencemari ke buangan berikutnya, Karena sebagai nutrient itu akan dikonsumsi oleh bakteri, jadi bakteri tadi berkembang biak dan tidak akan menjadi cemaran di proses berikutnya, kecuali kalau berlebih, hitungannya harus disesuaikan dengan proses yang kita tangani.
12. Pertanyaan dari Bapak Charles Bianjaya
Limbah dari rumah tangga, seperti limbah air cucian, kamar mandi, grey water, dan black water mekanisme pengolahannya bagaimana?
Jawaban: Biasanya kalau untuk air domestic rumah-rumah model sekarang sudah memeiliki semacam bioseptic dan disitu seharusnya limbah-limbah domestic itu di beberapa kota sudah ada sewage treatment, jadi harus dipusatkan ke limbah kota seharusnya, jangan langsung dibuang ke lingkungan. Kalau dari rumah-rumah itu ada saluran yang menuju ke arah limbah kota.
13. Pertanyaan dari Bapak Hermanto Simanjuntak
Mohon dijelaskan step by step Design Wastewater Treatment.
Jawaban: Kalau kita mau mendesign Wastewater Treatment, pertama kita perlu sampelnya, walaupun sampelnya tidak ada paling tidak ada hasil analisa labnya, darisitu kita cek parameter apa saja yang ada disitu (6 tadi), dan itu yang akan kita lakukan treatment atau kita design berdasarkan dari parameter yang ada itu. Darisitu untuk lebih tepatnya juga dari air limbah tadi kita lakukan jartest, kita akan bisa design kebutuhan kimianya berapa pac, berapa tankinya yang harus kita sediakan untuk kebutuhan 1 minggu, dll.
14. Pertanyaan dari Bapak Hans Abraham
Wastewater Treatment saya perhatikan mostly menggunakan bahan kimia. Apakah penggunaan tanaman atau fitur amadation dapat diaplikasikan? Apa saja kendalanya di Indonesia?
Jawaban: Kita bicara mengenai limbah industry ini tentu banyak constrain, pertama polutannya tinggi, kemudian lahan yang dipunyai industry tersebut juga terbatas, jadi memakai bahan kimia dan menggunakan mekanikal sistem karena constrain tadi itu, kalau kita menggunakan tanaman itu butuh hektaran lokasinya, logam berat sebenarnya bisa di serap oleh tanaman tapi kita butuh lahan seberapa besar.
15. Pertanyaan dari Bapak Usep Mahmudi
Untuk perawatan bakteri aerobic dan anaerobic nya bagaimana?
Jawaban: Kalau aerobic pembiakannya kita menggunakan nutrient, kita ambil bakteri dari luar terutama yang sejenis lalu kita kembang biakan dengan nutrient sampai dia berkembang biak, kemudian kita jaga dengan MLSS secara periodic, nanti kalau sudah lebih banyak kitab uang Sebagian supaya rentangnya sesuai yang kita harapkan. Kalau anaerobic itu hampir semuanya lari ke biogas, slidenya ada tapi tidak banyak seperti dari pengalaman saya, baru drow off yang dihasilkan dari anaerobic sekitar setahun baru kitab uang sebagai baha pupuk, dsb. Tapi pembiakkan di anaerobic itu kalau limbahnya sejenis cukup cepat dan hitungannya tidak lama kalau kita masukkan ke dalam derajat 5-10% dalam dibawah sebulan sudah banyak, dia sudah bisa mengconvert kandungan organic yang kita harapkan.
16. Pertanyaan dari Bapak Yusandi Santoso
Apakah pengolahan limbah industri detergen efektif menggunakan sistem pengolahan biologis aerobic? Lalu, untuk kandungan busa metode apa yang efektif?
Jawaban: Sebenarnya detergen itu banyak mengandung sulfonate, ini juga aga menjadi kendala untuk pertumbuhan bakteri di anaerobic, karena banyak muncul busa, sedangkan di reaction pasti butuh udara, dan karena banyak detergen akan menjadi busa, busa itu memang banyak menghambat di reaksi. Kalau terjadi pembusaan itu, dengan anaerobic, akhirnya kita spray pakai air supaya dia tetap larut.
17. Pertanyaan dari Bapak Hamam Nurkholis
Untuk menetralkan limbah basah lebih efisien mana? Menggunakan asam dalam bentuk cair atau padat?
Jawaban: Kalau limbah basah berate ph tinggi, diatas 9-14, jadi untuk menetralisir kita memerlukan asam kuat, kalau tidak H2SO4, asam klorida, umumnya dari industrinya bentuknya cairan. Cairan ketemu cairan akan lebih cepat reaksinya, disbanding cairan solid.
18. Pertanyaan dari Bapak Ir. Edison
Perencanaan sebuah unit Wastewater Treatment tergantung jenis water influent yang akan diolah. Hasil pengolahan adalah padat dan cair, di mana yang cair itu harus menulis standar pabrik drain, bod, cod, dan suspended solid. Untuk yang padat setelah difilter press, apakah sudah ada kelengkapan alat melenyapkan limbah berbahaya tersebut?
Jawaban: Untuk selanjutnya dilakukan dewatering sistem, artinya disitu dari slide tadi kita peras lagi, masukkan ke filter press menjadi “cake” itu artinya limbah padat, limbah padat itu tidak bisa langsung dibuang, selama ini kalau di industry akan kita tampung di PPLI dikirim. Dan untuk filtrapnya tadi itu kalau masih tinggi kandungannya akan dibalikkan lagi kedepan ke proses pengolahan limbah. Kalau semua sudah baku mutu bareng sama bersama supernatan, tergantung hasil analisa.
Profil InstrukturIr. Rachmat Tulloh Shiddekh, IPM
Praktisi Waste Treatment
Deskripsi Pemateri:
Formal Education:
Non Formal Education/Training
Work Field
Career
Engineer Red Cord
Engineer Profession