1. Pertanyaan dari (Tanpa Nama)
Seperti yang Pak Ade sampaikan bahwa manajemen strategi adalah proses atau rangkaian aktifitas pengambilan keputusan yang sifatnya holistik, menurut Bapak hal-hal seperti apa yang dapat mengganggu dalam proses pengambilan keputusan strategis oleh seorang leader? Kemudian bagaimana kita harus bersikap jika menghadapi kasus emergence strategy?
Jawaban: Kalau di BUMN itu, kendala yang sering terjadi adalah inkonsistensi dalam pelaksanaan strategi, seringkali dikatakan ganti manajemen maka akan berganti kebijakan, inkonsistensi ini yang menurut saya yang biasanya akan menjadi kendala. Sementara di sisi lain, setiap leader di BUMN itu juga diminta untuk melakukan perubahan, belum tentu rencana jangka panjang ditetapkan direksi sebelumnya itu bisa diimplementasikan oleh direksi yang baru, saya kira tidak masalah selama fundamental dari strateginya juga tetap dipertahankan. Tapi seringkali di penerapan strategi ini ada ketidak konsistenan.
Yang kedua adalah bagaimana seorang leader itu bisa mengkomunikasikan kepada seluruh jajarannya, ada beberapa leader yang kelihatannya hanya bergerak sendiri, tapi sangat lemah di dalam mengkomunikasikan strategi-strateginya ini kepada bawahannya. Karena kalau kita hanya membaca suatu dokumen RJPP saja, itu tidak akan cukup sukses, tapi harus selalu dikomunikasikan kepada seluruh stake holder khususnya di dalam organisasi.
2. Pertanyaan dari Bapak Gilan Yanreza
Bagaimana metode Bapak dalam memastikan penyelarasan strategi direction plan masing-masing unit jika ternyata terdapat silo antar unit tersebut?
Jawaban: Selain manajemen strategi, tentunya tools di dalam perusahaan itu bemacam-macam, ada komunikasi, komunikasi yang formal di kami itu namanya RTM (Rapat Tinjauan Manajemen), jadi selalu ada manajemen review. Memang friksi atau benturan kepentingan antara unit-unit di dalam organisasi itu akan selalu ada, justru disitulah perang seorang leader di dalamnya, bagaimana menyelaraskan kembali, menarik kembali kesamaan sasaran dari organisasi, dan kemudian mengintegrasikan atau melakukan kolaborasi antar unit-unit kerja di dalamnya. Saya kira dalam diskusi juga selalu ada trade off, selalu ada tidak mencari menang sendiri di unit tiap organisasi tapi juga selalu ditemukan suatu kesepahaman bersama. Keputusan kadang kala seorang leader itu harus memutuskan dengan cukup tegas, tidak berpihak tapi dia harus memutuskan dengan tegas, apabila terjadi silo pada anggota di dalam organisasinya.
3. Pertanyaan dari Bapak Hans
Dalam industri atraktifnes mengapa profitability ditaruh di poin ketiga, yang saya dengar pebisnis melihat peluang profit dahulu baru membuat bisnis?
Jawaban: Parameter yang kita buat itu sebenarnya fleksibel saja, tergantung dengan strategi besarnya. Misalnya strategi besar kita itu ingin tumbuh, tumbuh revenue ataukah tumbuh profitnya? Seringkali ada strategi yang mengatakan bahwa tumbuh itu tumbuh revenuenya dahulu. Oleh karena itu, itu akan tercermin dari parameter yang kita lihat, sehingga kalau pertanyaan tadi bisa dikolerasikan dengan apa yang saya tampilkan tadi itu kelihatan. Sementara profitnya bukan tidak dikejar, tapi yang dikejar itu nominalnya sebetulnya bukan marginnya, itu pilihan saja menurut saya, jadi tidak selalu salah dan benar, dan parameter ini sendiri akan bergerak terus sejalan dengan strategi besarnya.
4. Pertanyaan dari Bapak Prof. Sani Susanto
Apakah sudah dirancang, manajemen strategi temua anak bangsa Indonesia? Sehingga kita dapat mulai menggunakannya, dan tidak lagi terpaku pada porter, dll, semoga lahir Pak Ade’s original strategy.
Jawaban: Dunia Barat memang tentunya lebih maju dalam pemikiran-pemikiran strategy dan bisnis, jadi kita saat ini posisinya menjadi follower. Namun menurut saya frame book tidak perlu dipermasalahkan, apa perlu menyusun suatu frame book yang baru, saya kira yang ada sekarangpun sangat simple dan mudah kita peroleh. Yang penting buat kita adalah mengadopsi dengan memberikan konten yang lebih ke Indonesiaan, yang lebih cocok dengan organisasi. Frame booknya dari luar tetapi misalnya paremeter, pembobotan itu murni yang kami kembangkan sendiri. Kalaupun nanti teman-teman di kalangan kampus bisa membuat suatu frame book yang terobosan-terobosan baru kita juga senang selama sesuai dengan kebutuhan kita di organisasi.
5. Pertanyaan dari Bapak Saleh
Kontribusi seperti apa yang dapat saya berikan kepada runesesi yang saat ini sebagai kopjen? Kaitannya dengan strategi perusahaan.
Jawaban: Semua elemen organisasi tentunya akan mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam implementasi manajemen strategi, walaupun seorang leaderlah yang akan memimpin implementasi dari manajemen strategi, bukan berarti bahwa seorang kopjen kemudian tidak bisa berperan, justru semakin tinggi posisi seseorang dalam suatu organisasijustru ketergantungan terhadap anak buah itu akan semakin tinggi, karena yang akan melaksanakan strategi itu anak buahnya. Misalnya seorang manager yang mempunyai anak buah 5-10 orang dia akan tergantung kepada 5-10 orang anak buahnya tersebut. Ketika dia promosi menjadi kepala divisi yang mempunyai anak buah 100-200 maka ketergantungan dia akan tinggi, demikian juga seorang leader atau Top Managementnya seorangnya CEO atau direktur utama di suatu organisasipun justru ketergantungan terhadap anak buahnya itu akan semakin lebih besar lagi.
6. Pertanyaan dari Bapak M. Auzan Winarni
Bagaimana menyesuaikan perencanaan strategi yang sudah disusun dengan perubahan-perubahan distrupsi dan PUKA ?
Jawaban: Best practice kalau di BUMN itu ada sesi rolling plan, jadi jika suatu rencana jangka panjang sudah ditetapkan lalu kemudian terjadi perubahan-perubahan lingkungan, oleh karena itu salah satunya harus up to date terhadap perubahan lingkungan, tentunya harus dirombak lagi, dan proses ini adalah proses yang continues selalu ada plan, do, check, action, apalagi JPP itu bisa kapan saja diubah oleh seorang leader. Hanya saja kalau di BUMN leader ini ada aspek birokratisnya yang harus juga mendapat keputusan dari RUPS melalui persetujuan dari Dewan Komisaris. Tapi yang jelas improvement ini tetap, saya menduga mungkin rencana jangka panjang ini juga harus dibuat setiap tahun menyesuaikan dengan perubahan-perubahan organisasi, kalau melihat dari perubahan-perubahan lingkungan sekarang yang semakin begitu cepat.
7. Pertanyaan dari Bapak Klamer Alfaredo
Apakah kendala dalam implementasi manajemen strategi di dalam perusahaan yang sedang berkembang?
Jawaban: Perusahaan yang sedang berkembang itu biasanya tidak clear di dalam merumuskan strategi perusahaannya. Organisasi yang baru itu, yang baru berkembang atau yang baru didirikan biasanya peran seorang leader itu sangat tinggi, dalam teori organisasi makro sering dikatakan bahwa pertumbuhan organisasi itu di awal selalu dipimpin oleh seorang yang war men show, semua aspek di dalam organisasi biasanya dikuasai oleh yang bersangkutan, misalnya aspek marketting, keuangan, jadi dari mencari market, mengelola sendiri projectnya. Namun suatu saat organisasi ketika berkembang itu juga akan mengalami krisis, dia akan butuh melakukan delegasi kepada organ-organ lain di dalam organisasi. Kaitannya dengan organisasi yang baru berkembang memang harapannya seorang leader ini yang harus menguasai semua lini.
8. Pertanyaan dari Bapak Asep Irfan Nugraha
Apakah strategi manajemen ini bisa di aplikasikan di dunia pendidikan seperti sekolah?
Jawaban: Saya kira strategi ini generik, jadi bisa di implementasikan bidang apapun, di organisasi yang near labapun bisa lakukan tools-tools atau bisnis model tadi bisa dilakukan. Tentunya dengan frame book yang sama tapi kembali kepada kontennya, pemilihan parameter yang tepat untuk organisasinya, bagaimana kita melakukan assessment atas posisi kita di dalam lingkungan organisasi itu sangat penting. Jadi semua frame book yang saya paparkan tadi itu sangat relevan untuk organisasi-organisasi di bidang apapun, tidak hanya organisasi laba, tapi organisasi near laba seperti sekolah, kampus atau apapun.
9. Pertanyaan dari Bapak Bagus Prasetyo
Untuk memastikan strategi terimplementasikan dengan baik, apa saja yang dilakukan perusahaan Bapak dalam rangka monitoting dan evaluasinya? Unit apa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya dan dibawah tanggung jawab direktur apa?
Jawaban: Kita memiliki mekanisme rolling plan dari rencana jangka panjangnya, dan nanti dituangkan ke dalam RKAP tahunannya. Lalu yang kedua dalam implementasi rutinnya kita punya forum yang namanya rapat tinjauan manajemen. Jadi melihat kembali apakah strategi yang diterapkan sesuai dengan implementasinya. Terkait unitnya, yang bertanggung jawab atas evaluasi dan melakukan improvement terhadap siklus manajemen strategis ini, kalau ditempat kami ada namanya unit kerja MSO (Manajemen Strategi dan Operasi), unit itu langsung dibawah direktur utama, sehingga eksekusi dan rekomendasi atas analisis yang ditemukan oleh MSO ini kemudian disampaikan kepada direktur utama, dimana direntur utama nanti akan mengkoordinir semua elemen-elemen di dalam organisasi.
10. Pertanyaan dari Bapak Didik Trihartono
Mohon pencerahan berkenaan tools dan cara assessment business strength?
Jawaban: Kami formulasinya kalau business strength frame worknya, value chain analysis, karena disana elemen-elemen proses bisnis itu sudah dijabarkan cukup baik, aktifitas-aktifitas primer dan aktifitas-aktifitas supporting. Tinggal bagaimana kita menyesuaikan frame work ini dengan kondisi organisasi kita, dibidang apakah organisasi kita. Kalau yang saya sampaikan tadi adalah aplikasi atau implementasi dibidang bisnis yang sifatnya project based. Tapi kalau di bidang produksi mungkin akan lain lagi, mungkin inbound logistics dan dan outbound logisticsnya akan lebih kuat dan termasuk cara pembobotannya. Bagaimana business strength ini bisa diukur, harus menyesuaikan kembali dengan organisasi kita bagaimana cara kita membaca proses bisnis utama kita di organisasi. Lalu business strength sendiri sebenarnya bukan ukuran-ukuran yang subjektif organisasi kita saja, justru business strength itu bagaimana kita membandingkan dengan pesaing diluar. Jadi kita jangan pede misalnya dengan proses bisnis kita yang bagus, tapi ketika dibandingkan dengan pesaing, ternyata pesaing jauh lebih bagus, artinya posisi kita itu akan lebih bawah daripada pesaing, karena business strength itu posisi relatif terhadap pesaing di dalam industri.
11. Pertanyaan dari Ibu Devi Mulyani
Bagaimana strategi manajemen dalam menghadapi masa sekarang tanpa harus mengurangi hak dan kewajiban karyawan namun masih berjalan?
Jawaban: Bagaimana suatu organisasi bisa survive di masa-masa perubahan, khususnya di masa sekarang, karena kalau di kami sendiri hak-hak karyawan memang diutamakan dan sebisa mungkin jangan sampai terpengaruh oleh kondisi saat ini, banyak hal yang harus kita lakukan. Yang pertama kita harus segera melakukan perubahan-perubahan dari sisi cost, karena dengan revenue yang menurun di masa pandemi ini tentunya kita harus menyesuaikan. Kalau kami istilahkan biasanya kami sebut dengan right sizing, jadi size kita itu harus cocok dengan ukuran-ukuran bisnis kita. Sebetulnya prinsipnya tadi, hak-hak karyawan adalah langkah yang paling akhir, kecuali memang jika tidak ada lagi pilihan-pilihan lain untuk segera menyesuaikan bentuk organisasi ini dengan perubahan-perubahan lingkungan.
12. Pertanyaan dari Bapak Ari Sulistio
Bagaimana kami sebagai swasta berstrategi di lini usaha kami ketika harus berhadapan berkompetisi dengan BUMN ataupun anak perusahaannya?
Jawaban: Saya mengkomentari saja bukan menjawab sebetulnya, karena kalau dari sisi pelaku usaha kacamata BUMN justru kebalik, justru kalau pelaku usaha di BUMN mengatakan “enakan di swasta, kalau di swasta itu sangat fleksibel bergeraknya, kalau di BUMN itu Undang-Undangnya sendiri ada 2, selain UU PT ada UU BUMN, belum peraturan menteri, dan berhadapan dengan pemeriksa, seperti BPK, dan aparat yang lain, sehingga merasa gerak kita tidak sefleksibel dibandingkan swasta. Terkait strateginya seperti apa, kalau menurut saya, manajemen strategi sekarang ini buakn berarti berperang melawan pesaing, jadi jangan selalu dibenturkan antara BUMN dan swasta untuk bersaing atas suatu market, mungkin bisa dicari win win solution misalnya dengan berkolaborasi, berkonkorsium.
Profil InstrukturIr. Ade Hermaka, S.T., IPU
Direktur Utama PT. Len Telekomunikasi Indonesia
Deskripsi Pemateri: