[Tanya Jawab] Implementasi K3 di Industri Migas
Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI - PII)

[Tanya Jawab] Implementasi K3 di Industri Migas

K3 Industri Series #4
3 Peserta Enroll
0 Peserta Lulus
Average: 0
Rating Count: 0
You Rated: Not rated
( 0 )
Biaya untuk Umum
Rp0
Biaya untuk Mahasiswa/Freshgraduate
Rp0
Pemateri
Hendra Messa, ST

1. Pertanyaan dari (Tanpa Nama)
Mohon kejelasan untuk Lockout Tagout (Loto) di Migas.

Jawaban: Lockout tagout itu contohnya seperti kita kerja di pipa, jika ingin perbaikan pipa kita harus kunci dulu. Ke mana pipanya pergi sumbernya ditutup dulu. Biasanya orang membuat loto di pipa harus liat dulu gambarnya ke mana saja sumbernya. Kalau listrik dia harus lihat dari mana sumber listriknya dilihat ujungnya. Setelah ditutup semuanya, barulah bisa bekerja nanti diberikan tanda. Apabila sudah aman semua orang baru bisa bekerja dan ini banyak kejadian orang salah, tutup pipa yang berbeda makanya harusnya punya gambar layout yang sama.

2. Pertanyaan dari David (PT. GCEO)
Dari tadi disebutkan penggunaan standar-standar Amerika (seperti API, NFPA, ASME). Apakah di Indonesia diperbolehkan menggunakan standar dari negera lain?

Jawaban: Memang idealnya Indonesia menggunakan SNI, NFPA, dan lainnya tapi beberapa memang ada yang tidak ada sehingga memakai yang lain. NFPA memang sudah menjadi standar untuk migas di seluruh dunia. Dan ASME untuk mekanikalnya. 

3. Pertanyaan dari M. Nur Ridwan
Apakah di industri migas terdapat perbedaan dalam proses audit Sistem Manajemen K3 (SMK3) dibandingkan dengan di industri manufaktur? Jikalau ada perbedaan, mungkin bisa dijelaskan Pak.

Jawaban: Secara umum sama, namun audit K3 di migas lebih detail lebih dalam dibanding manufaktur makanya mereka menggunakan standar lain seperti PSM, standar sama namun standar sama tapi lebih detail dan ketat.

4. Pertanyaan dari Sumiarti
Bagaimana penerapan SMK3 untuk mengoptimalkan kinerja K3 karyawan?

Jawaban: SMK3 memiliki banyak pasal, prosedurnya kita terapkan. Agar kinerja optimal prosedur diterapkan dan salah satu yang penting adalah dari manajemennya harus memberikan tauladan.

5. Pertanyaan dari Intan
Bagaimana cara menanggulangi risiko pada tahap ekplorasi migas? Terutama saat keluarnya gas beracun.

Jawaban: Pertama, harus dicek areanya diamankan dengan menggunakan standar. Sekeliling tempat diamankan agar tidak ada orang di sekitar sana. Kedua, memasang gas detector agar mengetahui batas aman gas. Apabila sudah terjadi, maka ada petugas SCBA yang akan datang ke tempat itu untuk menutup tempat tersebut dan mengecek tempat kebocoran.

6. Pertanyaan dari Soni Susanto
Bagaimana prosedur yang aman tentang proses pipa bocor akibat jangkar? Lalu, bagaimana proses penyambungannya kembali?

Jawaban: Pertama, harus ditelurusi arah pipa. Pipa pasti memiliki keran dan keran tersebut harus ditutup dulu. Amankan area jangan sampai ada orang dan kapal ke sana. Setelah dilokalisir, telusuri pipa arah ke mana kemudian keran ditutupi. Pastikan tidak ada minyak dan gas di pipa baru dilakukan penyambungan diawasi oleh pengawas bawah air. Menggunakan metode pengerjaan yang paling aman dan dilakukan testing radiasi apabila sudah tidak ada bocor pipa dapat digunakan kembali.

7. Pertanyaan dari Baroroh Lestari (Politeknik Negeri Malang)
Kalau ada bencana alam, bagaimana proses evakuasinya untuk industri Migas tersebut?

Jawab: Pertama, evakuasi dalam masyarakat sekitar, contoh gempa bumi orang safety akan memonitor apabila ada pipa yang bocor dan lain-lain. Dicek dulu kondisinya aman atau tidak setelah itu dimatikan pipa, keran, dan lain-lain. Kemudian karyawan dievakuasi. Apabila terjadi kebocoran, maka akan ada prosedur emergency bagaimana menahan kebocoran tersebut.

8. Pertanyaan dari (Tanpa Nama)
Apakah masing-masing api jenis aparnya juga berbeda? Untuk apar berapa lama bisa dianggap masih bagus? Apakah ada masa berlaku suatu apar? Apakah apar yang ada di mobil/kendaraan ada masa kadaluarsanya?

Jawaban: Jenis apar untuk api berbeda-beda tergantung apinya. Secara umum, ada multifungsi seperti ABC. Dapat dilihat ditabung apar untuk jenis apa. Untuk mengecek apakah apar masih bagus dapat dicek seperti tanda tekanan. Apabila merah tekanan sudah habis dan hijau masih ada. Ada masa berlaku 1 tahun atau 2 tahun takut memiliki kemungkinan powder sudah membeku atau berkurang. Apabila powder sudah habis, ada perusahaan yang akan mengisi ulang tekanan yang baru.

9. Pertanyaan dari Pratama (UNJ)
Apakah ada prosedur K3 pada flare stack atau flare gas? Dan apakah gas tersebut bisa diolah untuk menjadi produk lain yang bisa dimanfaatkan?

Jawaban: Di pengeboran minyak biasa ada cerobong dari gas-gas yang tadi pasti ada gas-gas yang dibuang atau sudah tidak bisa diolah lagi. Hasil dari kilang minyak itu, ada gas-gas yang tadi dibuang bisa diolah lagi bisa masuk ke petrokimia atau pabrik pupuk.

10. Pertanyaan dari Steven Johanes (PEMAKAMIGAS)
Apakah di kilang maupun depot penyimpanan BBM wajib ada bak pemadam walaupun dekat sumber air (misalnya laut)?

Jawaban: Sesuai standar pasti ada, tapi bagaimana bila dekat dengan laut? Tetap ada bak, apabila kurang bisa mengambil dari laut.

11. Pertanyaan dari Irwan Suryantoro
Bagaimana prosedur persyaratan kesehatan dalam bekerja di Migas?

Jawaban: Jadi, pertama operator harus dalam kondisi sehat. Harus medical check-up yang sudah menjadi dasar dan harus lolos. Kondisi harus sehat karena pekerjaan yang berat. Setiap perusahaan memiliki masing-masing standar. Berbeda antara migas di darat dan di laut. Di laut memiliki standar lebih tinggi dari pada di darat. Perusahaan memiliki dokter yang akan melihat apakah seseorang bisa bekerja di lapangan.

12. Pertanyaan dari Arief (ADNOC)
Bagaimana mengontrol Heat Stress Management, terutama di musim panas di lokasi kerja beresiko tinggi?

Jawaban: Heat Stress itu seperti mimisan hingga pingsan karena terlalu panas. Perusahaan biasa memberikan program heat stress, minimal orang memiliki minum dan lain-lain. Di lapangan juga akan disediakan minuman. Sebelum kerja di lapangan orang juga akan dicek suhu dan segala macam. Orang biasa kerja pagi sore atau malam menghindari saat siang. Makanan dan minuman juga disiapkan. Orang-orang juga dicek untuk menghindari risiko.

13. Pertanyaan dari Sumiarti (UIM)
Seberapa besar minat dari perusahaan-perusahaan swasta/asing untuk tetap melakukan eksplorasi di Indonesia?

Jawaban: Secara prinsip apabila selama masih ada sumber deposit migas, maka perusahaan asing masih tetap akan mau melakukan eksplorasi tapi mungkin ini masalah resiko.

14. Pertanyaan dari Rahmat Muharjo
Manakah yang lebih aman antara Migas dan Biogas? Apakah standar kontruksi dan instalasi peralatannya sama? Apakah memungkinkan pendistribusian migas sampai ke perumahan, seperti halnya PDAM? Bagaimana safety-nya?

Jawaban: Sama-sama menghasilkan ethan. Namun lebih aman biogas, kalau migas sama-sama meledak lebih besar migas. Asalkan memenuhi standar, jangan sampai bocor dan lain-lain. Gas dikirimkan menggunakan pipa besar seperti PDAM.

Profil Instruktur

Hendra Messa, ST

Konsultan dan Trainer K3


Deskripsi Pemateri:

Education :

Industrial Engineering, Bandung Institute of Technology, Graduated 1994

20 years Job Experiences of HSE at various industries:

PT Alstom Indonesia (T&D), QHSE Officer, 2000-2006, Jakarta

PT Star Energy, HSE Engineer, 2006-2009, Pangalengan-Jabar, 

Borouge Petrochemical- Adnoc, HSE Sr Engineer, 2009-2016, Abu Dhabi – UAE

PT Essence Indonesia ( IFF), EHS Manager, 2016-2018, Karawang- Jabar

PT Cargill Indonesia  (CAN), EHS Country Lead, 2019-2020, Jakarta

Kursus Lainnya

Higiene Industri

Higiene Industri

Training Dasar K3 Pertambangan

Training Dasar K3 Pertambangan

Dasar-dasar K3 di Industri Manufaktur dan Migas

Dasar-dasar K3 di Industri Manufaktur dan Migas

Introduction to Marine Safety

Introduction to Marine Safety

Electrical Safety

Electrical Safety

Lifting & Rigging Basic Safety Training (Pelatihan Dasar Keselamatan Pengangkatan)

Lifting & Rigging Basic Safety Training (Pelatihan Dasar Keselamatan Pengangkatan)

Mengenal Industri 4.0 dan Dampaknya pada K3_HSE

Mengenal Industri 4.0 dan Dampaknya pada K3_HSE

Behavior Based Safety (Keselamatan Kerja Berdasarkan Perilaku)

Behavior Based Safety (Keselamatan Kerja Berdasarkan Perilaku)

Implementasi K3 di Industri Migas

Implementasi K3 di Industri Migas

Metoda Investigasi Kecelakaan: Studi Kasus Industri Manufaktur

Metoda Investigasi Kecelakaan: Studi Kasus Industri Manufaktur

Contractor Safety Management System (CSMS)

Contractor Safety Management System (CSMS)

Food Safety Management (Sistem Manajemen Keamanan Pangan)

Food Safety Management (Sistem Manajemen Keamanan Pangan)

Process Safety Management

Process Safety Management

Fire Emergency Response Plan

Fire Emergency Response Plan

Process Hazard Analysis dengan Metode HAZOPS

Process Hazard Analysis dengan Metode HAZOPS

Implementasi K3 di Industri Manufaktur

Implementasi K3 di Industri Manufaktur

Health Safety and Environment (HSE) Risk Assesment

Health Safety and Environment (HSE) Risk Assesment