[Tanya Jawab] Energi dan Kelelahan Kerja
1. Pertanyaan dari Bapak Ahmad Abdullah
Terkait jam kerja seseorang, saya bekerja di bidang konstruksi dan beberapa pekerja bisa dinyatakan cacat dalam segi fisik, apakah seorang cacat dengan orang yang normal itu energinya sama atau tidak bu?
Jawaban dari Nara Sumber: Mungkin perlu kita teliti juga apakah seperti itu mempengaruhi, karena metode kerja mempengaruhi energi, Tentu saja itu mempengaruhi, hanya dia sudah terbiasa dari kecilnya begitu. Kalau dia sudah terbiasa itu ada faktor lain yang mempengaruhi, jadi saya belum tahu namun kalau dari metode kerja mestinya itu lebih tinggi energinya, hanya dia sudah terbiasa, dia memiliki cara untuk mengatasinya. Jadi seperti orang buta dia bisa lebih peka karena dia memiliki cara untuk mengatasi kekurangannya. Saya belum bisa menjawab secara pasti, itu menarik mungkin bisa menjadi ide penelitian juga untuk hal-hal seperti itu, Karena sekarang di Indonesia sangat fokus untuk orang-orang penyandang cacat, ada fasilitas-fasilitas khusus.
2. Pertanyaan dari Bapak Ari Novianto
Untuk konsumsi energi, apakah dipengaruhi juga dengan waktu pada saat bekerja? Contoh kerja dalam shift waktu, apakah besar energi yang dikeluarkan sama antara orang bekerja pada pagi hari, siang hari dan malam hari?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau secara psikologi tentu saja lebih berat shift malam karena pernah kita bahas tentang ritme sirkadian, karena itu terkait dengan sirkadian tubuh. Jadi mulai pagi jam 06.00 pagi itu ritme sirkadian orang naik sampai sekitar jam 12.00, setelah itu makan siang kemudian mulai turun. Setelah makan siang itu orang agak mulai mengantuk, kalau saya mengajar itu harus mencari cara agar orang tidak mengantuk, kemudian sore itu sebenarnya masih segar lagi. Sore itu masih turun sebenarnya hanya mengantuk bisa jadi karena efek tubuhnya mengolah makanan, kemudian sore orang masih segar untuk bekerja sampai titik terendahnya itu turun selalu, share kalian itu pada malam hari turun sampai titik terendahnya sekitar jam 04.00 dini hari. Kalau orang bekerja malam itu kantuknya sangat berat, kalau orang bawa kendaraan itu kantuknya sangat berat sehingga ada yang meneliti bahwa pada jam 04.00 dini hari itu kecelakaan kerja paling tinggi. Kemudian setelah itu naik lagi pagi hari sampai siang, kita siap kembali untuk bekerja, jadi artinya shubuh itu kita sudah segar kalau kita tidur malam hari tapi kalau kita tidur kita belum meng-cover kehabisan energi kita tadi. Itu dari sisi psikologi sebenarnya dari kantuk tetapi kalau yang kita bahas energi, kalau dari sisi energi ada penelitian mahasiswa pada malam hari itu memang lebih tinggi, shift kerja itu ada tiga shift, ada pagi dari shubuh sampai jam 14.00 siang, kemudian jam 14.00 sampai jam 23.00, itu energinya tidak terlalu besar tapi sama tetapi yang malam itu memang lebih besar, signifikan lebih besar energinya dihitung dari head rate-nya tadi, jadi berpengaruh cukup besar energinya.
3. Pertanyaan dari Bapak Aulia
Kalau kita belajar, kita hanya menggunakan pikiran-pikiran. Sebagian mengatakan bahwa berpikir itu menghabiskan energi lebih banyak daripada fisik, bahkan ada yang mengatakan sebenarnya imbang-imbang saja bekerja dengan fisik dan bekerja dengan pikiran itu bisa berimbang energi yang terpakai. Sebenarnya bagaimana kita melihatnya itu Bu?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau kita rasakan benar, jadi kita fokus kalau sedang di posisi mahasiswa fokus mencoba latihan hitungan satu jam, dua jam habis itu lemas, karena otak kita membutuhkan energi untuk berpikir, jadi energinya itu juga besar. Bisa dihitung kalau mahasiswa menghitung kalkulus dulu atau fisika, itu energinya besar pikir karena kita berpikir tapi secara otot dia tidak membutuhkan energi, tapi dia membutuhkan energi untuk otak.
4. Pertanyaan dari Bapak Maeyer Beni
Seperti apa energi yang digunakan atas pengaruh lingkungan (ruangan yang seram, panas, nyaman, sejuk)?
Jawaban dari Nara Sumber: Kalau suhu itu mempengaruhi, suhu yang nyaman untuk bekerja itu sekitar 28 derajat Celcius atau di bawah 30, tapi kalau suhunya panas maka energi kita akan lebih besar, akan mempengaruhi begitu juga tentu saja suhu. Tentang kebisingan, Saya pernah baca itu tidak mempengaruhi energi yang kita keluarkan begitu juga dengan getaran mekanik, getaran itu mempengaruhi tetapi sedikit tidak signifikan, seperti kita duduk atau kalau di industri ada mesin-mesin yang bergetar sehingga operator yang mengawasi mesin ikut bergetar itu energinya naik sangat kecil, naik sangat kecil tapi tidak signifikan, jadi berpengaruh sedikit tetapi tidak signifikan. Jadi lingkungan fisik yang sangat berpengaruh itu suhu, saya pernah melihat itu tentang suhu, saya meneliti tentang getaran mekanik itu naik sedikit tetapi tidak signifikan tetapi kalau getarannya sangat besar Iya tentu saja, tetapi kalau getaran mesin yang diizinkan tentu ada batas-batasnya, ada peraturan pemerintah untuk getaran-getaran mekanik kalau orang bekerja 8 jam itu maksimal berapa getarannya, kebisingannya juga maksimal berapa, kalau misalkan kerja hanya 4 jam berapa, kalau mengikuti aturan itu tidak signifikan naik.
5. Pertanyaan dari Bapak Maeyer Beni
Bagaimana dengan suasana kerja ? Toxic, happy, cemas, happy?
Jawaban dari Nara Sumber: Ya betul Pak, jadi pengaruh psikologi itu akan mempengaruhi energi yang kita keluarkan sehingga kalau kita mengukur menggunakan head rate, kita tidak bisa menggunakan itu karena head rate itu sudah kumpulan dari efek-efek semuanya, lingkungan, fisik, beban psikologi, jadi itu energi bukan hanya energi yang dia lakukan saat bekerja tetapi ada tekanan-tekanan dari lingkungan yang juga berpengaruh, jadi head rate itu adalah semua energi yang dikeluarkan bukan hanya untuk bekerja. Sehingga kalau kita benar-benar mengukur itu, kita harus hilangkan dulu efek-efek beban psikologi itu, jadi responden subjek yang kita pilih harus kita screening dulu terlepas dari hal-hal yang seperti itu.
6. Pertanyaan dari Bapak Maeyer Beni
Saya kenapa bertanya seperti tadi itu, karena terkadang ada situasi yang semuanya sudah diukur sesuai tetapi ada kalanya semua berubah melihat situasi, misalnya demonstrasi itu karyawan ketakutan, kerjaan menurun. Situasi misalnya ada informasi banjir, ada informasi gempa bumi, itu suasana yang tadi dibilang psikologi berpengaruh. Namun dari semua yang saya katakan tadi lingkungan dan berhubungan dengan psikologi, ada tidak saran Ibu misalnya kita menentukan karyawan untuk bekerja di satu tempat atau satu posisi? Bagaimana caranya kita tahu bahwa orang ini cocok kau tidak di tempat itu? Apa yang harus kita lakukan supaya kita tahu atau standarnya ini pas? Intinya mencocokkan orang di satu tempat itu Ibu punya saran tidak?
Jawaban dari Nara Sumber: Jadi kalau dari sisi energi memang kita lihat orangnya tapi walaupun orangnya agak berisi badannya belum tentu energinya juga kecil, mungkin dia terbiasa latihan fisik sehingga energinya besar. Kalau orang terlalu kurus itu juga berpengaruh sebenarnya tetapi kalau dia terbiasa itu tidak masalah, seperti kita lihat petani itu badannya kebanyakan kurus, itu energinya besar daripada kita karena dia terbiasa latihan. Jadi kalau kita tidak melihat dari latar belakang deter biasa atau tidak, kita tidak bisa menggunakan body mask index tadi tetapi sebenarnya orang itu mempunyai lingkungan rumah atau lingkungan latar belakang yang berbeda-beda, mungkin dia terbiasa berjalan jauh atau mungkin terbiasa membantu seperti mahasiswa tadi. Jadi kita bisa melihat dari wawancara, mungkin kita bisa lihat kalau kita mau menempatkan untuk pekerjaan yang membutuhkan beban fisik yang besar dan tentu saja dia harus punya keahlian di sana juga, kalau dia harus pegang mesin mestinya mempunyai keahlian di bidang itu. Lalu untuk pengaruh tekanan psikologi tadi itu juga ada kajiannya di ergonomi, psikologi kerja itu memang kalau beban psikologinya besar maka itu akan berakibat dia sering melakukan kesalahan kerja, pada kasus-kasus tertentu misalnya sedang ada demo, itu kita bisa lihat beban psikologinya akan menjadi besar, itu akan berakibat kalau kita paksa dia tetap bekerja dengan produktivitas jumlah sekian per hari itu tingkat cacat produk yang dihasilkan akan menjadi lebih besar, jadi ada efek psikologi, ada juga hitungan beban psikologi namanya, kalau sekarang kita fokusnya ke fisik. Kalau beban Psikologi itu mempengaruhi besarnya energi hanya kita tidak bisa membedakan, hanya melihat dari head rate misalnya atau misalnya dari konsumsi oksigen, kita mengukur energi dari itu sudah tergabung semuanya dari beban psikologi, aktivitas fisik tapi memang berpengaruh juga.
7. Pertanyaan dari Bapak Ari Novianto
Bagaimana korelasi antara besaran energi dalam bekerja dengan tingkat konsentrasi atau kewaspadaan?
Jawaban dari Nara Sumber: Konsentrasi itu kalau dia sudah kelelahan tetapi kalau energinya masih belum masuk ke heavy, dia belum lelah walau energinya besar, mungkin dia baru bekerja setengah jam, itu masih tidak apa-apa tetapi yang berkorelasi itu kelelahannya sebenarnya, jadi kalau dia energinya besar, kerjanya satu jam kemudian dia istirahat sampai dia pulih kembali, kemudian dia bekerja 1 jam itu tidak berkorelasi tentu saja tidak akan menimbulkan kecelakaan kerja atau pengurangan konsentrasi kerja, kalau dia terus bekerja misalnya kemudian istirahat dengan orang-orang yang bekerja di kantor tentu saja dia akan kelelahan, kelelahan itu yang membuat dia kurang konsentrasi. Jadi orang lelah itu konsentrasinya berkurang, kalau kita mau ukur kita juga pernah mengukur, misalnya mahasiswa diberi tugas karena kita di kampus apalagi di industri diberi tugas dia harus mengerjakan 3 jam, setiap setengah jam kita ukur misalnya, kesiapan dia bekerja salah satunya bisa kita lihat dari kecepatan reaksi manusia, kecepatan reaksinya itu akan berkurang kalau dia kelelahan sehingga dia tidak awas terhadap lingkungannya. Kalau energi tergantung dari kita mengatur, dengan pendekatan ergonomi kita bisa mengatur orang ini bekerja sekian jam dahulu kemudian dia istirahat, kemudian dia bekerja lagi, begitu kira-kira.
8. Pertanyaan dari Bapak Ari Novianto
Kebetulan saya dinas di kereta api, jadi terkait pertanyaan-pertanyaan saya tadi, Iya terkait dengan orang yang bekerja shift. Contohnya misalkan itu ada petugas mengatur perjalanan kereta api atau train spatcher, dalam satu hari itu 3 shift, memang bentuk pekerjaannya dia mengawasi monitor seharian dalam 8 jam. Pasti kondisi itu juga bisa mempengaruhi baik dari sisi konsumsi energinya, dari sisi kekalahannya atau dari sisi kewaspadaannya, karena di kamu itu 3 shift masih terbagi rata 8 jam sehari, mirip dari siang dan malam sama dan load-nya juga sama bahkan mungkin yang malam load-nya itu lebih tinggi karena mungkin perjalanan kereta malam lebih sering daripada pagi dan siang. Apakah pernah ada penelitian dalam artian pekerjaan yang shift itu, yang sifatnya memang memerlukan kewaspadaan yang tinggi secara terus-menerus, apakah masih relevan dibagi 3 shift? Apakah mungkin yang malam itu lebih sedikit atau malah jadi 4 shift mungkin?
Jawaban dari Nara Sumber: Ini lebih ke beban psikologinya sebenarnya, ini berarti pekerjaannya di ruang kontrol, dia mengontrol perjalanan, jadi monoton pekerjaannya. Kalau pekerjaan monoton itu shift malam berat sekali, karena dia harus melihat layar monitor terus, memang itu akan jauh berbeda. Peneliti beberapa kali waktu saya baru lulus beberapa orang di kereta api, hanya saya sekarang kerja di Cilegon jadi tidak pernah meneliti lagi. Sebenarnya menarik saya ingin tadinya pergi ke ruang kontrol itu, jadi memang itu bebannya bukan beban fisik lagi tapi itu beban psikologi karena harus bekerja malam, karena bekerja malam itu kalau tadi saya bilang ritme sirkadian, jadi ritme sirkadian kalian itu adalah siklus tubuh manusia yang mengatur bangun dan terjaganya kita. Ritme sirkadian kita itu akan naik mulai jam 05.00 pagi naik terus sampai jam 12.00 siang, kemudian setelah itu kita makan dan mulai turun dan paling rendah itu sekitar jam 04.00 dini hari, jadi pada saat sudah turun, pada saat malam hari itu artinya orang harus tidur karena secara naluri manusia itu manusia dijadwalkan untuk tidur, itu terlihat dari suhu tubuhnya jadi kita bisa ukur suhu tubuh kalau seperti itu, kemudian kalau orang mulai mengantuk itu ada hormon yang membuat melatonin yang buat orang itu mengantuk dan itu susah kita menghindarinya kalau hormon itu sudah naik, sehingga ada beberapa cara sebenarnya untuk orang yang bekerja malam karena itu memang waktunya manusia tidur, hormon melatoninnya tinggi sehingga ada beberapa cara yang bisa membuat orang itu tetap awas atau tetap lebih segar. Salah satunya dia berjalan dari duduk dia berjalan, berkeliling artinya dia berubah posisi dari duduk ke berjalan tapi jangan dari duduk ke tidur, jadi berjalan kemudian dia minum atau dia keluar sebentar dia bisa makan snack kemudian dia masuk lagi, itu bisa mengurangi kantuk. Di pertemuan yang lalu saya pernah membahas tentang truk yang hampir setiap kali saya lewat itu saya bertemu truk terguling karena saya tinggal di Bogor, saya berangkat subuh itu sepanjang jalan tol Jakarta-Merak itu hampir 50% pagi-pagi saya bertemu dengan truk yang terguling, karena mereka berjalan malam biasanya dan itu mengantuk biasanya, itu harus diantisipasi jadi mungkin setiap 2 jam kemudian dia harus berjalan, minum atau cuci muka, dia berubah posisi kemudian ada juga yang mengatakan meneliti bahwa memberikan cahaya terang sebentar misalnya 15 menit kemudian dibiarkan dibuat cahaya normal kembali, itu juga membuat orang menjadi berkurang kantuknya.
9. Pertanyaan dari Bapak Maeyer Beni
Apa rekomendasi alat untuk mengukur yang bisa digunakan Bu pada industri? Atau tekniknya?
Jawaban dari Nara Sumber: Ada Pak, pulse meter itu yang dipasang di pergelangan tangan nanti terekam, kalau tidak salah bisa kelihatan energinya juga, bentuknya seperti jam tangan. Tapi kita tidak mau keluar dari enzim, namun dari blink duration, dari mata kita, dari kedipan mata kita bisa deteksi dari itu untuk masalah kantuk.
Profil InstrukturDr. Lovely Lady, ST. MT.
Kepala Lab. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi - UNTIRTA
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
1994 Sarjana (S1) Institut Teknologi Bandung Teknik Industri
2000 Magister (S2) Institut Teknologi Bandung Transportasi
2013 Doktor (S3) Institut Pertanian Bogor Keteknikan pertanian
Pengalaman kerja
1994 - 2000 Peneliti pada Lembaga Penelitian ITB Penelitian bidang transportasi bekerjasama dengan Badan Litbang Departemen Perhubungan.
2004 - Sekarang Dosen pada jurusan Teknik Industri – UNTIRTA Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Kegiatan Profesional
2014 Narasumber kegiatan Seminar Nasional Penanggulangan Bencana Kegagalan Teknologi pada Industri di Provinsi Banten BPBD Banten, Pemerintah Propinsi Banten.
2016 Keynote speaker ‘Seminar Regional Ergonomi’ Perhimpunan Mahasiswa Teknik Industri Untirta
2017 Narasumber kegiatan Deperindag Tangerang Selatan : ‘Bimbingan Teknis Gugus Penjaminan Mutu (GPM) untuk Industri Kecil Menengah di kota Tengerang Selatan’. Deperindag Tangerang Selatan
2018 Narasumber Workshop Kewirausahaan oleh Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Cilegon tema : ‘Peningkatan Ekonomi Organisasi Wanita’ Gabungan Organisasi Wanita kota Cilegon
Sertifikasi Profesional
2021 Sertifikat profesional sebagai ’HACCP Representative’ TUV Rheinland Indonesia 69666/21/1015
2022 Sertifikat Kompetensi sebagai ‘Pelaksana Ekspor’ BNSP 46000.3324.4.0000821.2022
Pelatihan Profesional
2015 Pelatihan PEKERTI LP3M UNTIRTA Juli 2015
2016 Pelatihan Applied Aproach (AA) LP3M UNTIRTA 22 – 24 Agustus 2016
2016 Pelatihan Training of Trainer Balai Material dan Peralatan Konstruksi 5 – 10 September 2016
2016 Bimtek ‘Perencanaan dan penyusunan dokumen standar proses pembelajaran’ Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)Untirta 16-17 Sept 2016
2016 Bimtek ‘Perencanaan dan Penyusunan dokumen standar dosen dan tenaga kependidikan’ Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)Untirta 27-28 Sept 2016
2016 Bimtek ‘Perencanaan dan Penyusunan dokumen standar penilaian pembelajaran’ Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)Untirta 28-29 Sept 2016
2017 Workshop Kurikulum Fakultas Teknik 25-26 Sept 2017
2021 Online Export Clinic: Prosedur ekspor dan akses pembiayaan FTA center Jakarta dan FEB UI April 2021 2021 Online Export Clinic: Pemasaran Ekspor FTA center Jakarta dan FEB UI Maret 2021
2021 Online Export Clinic: Implementasi Hasil Perjanjian Perdagangan Internasional FTA center Jakarta dan FEB UI Sept 2021
2021 Pelatihan Akses dan Survey Pasar Melalui Internet Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) 27-28 Sept 2021
2021 Pelatihan Bagaimana memulai Ekspor Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) 7- 9 Sept 2021 2022 Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Sertifikasi Pelaksana Ekspor Kemenkop UKM 22-26 Agust 2022
Karya Ilmiah
A. BUKU/PRODUK BAHAN AJAR
2015 ERGONOMI: Lingkungan Fisik dan Performansi Kerja, Untirta Press ISBN: 978-602-1013-21-2
2017 Perancangan Teknik Industri Laboratorium RSKE Untirta - Modul Praktikum (non cetak)
2020 Perencanaan dan Pengembangan Produk Laboratorium RSKE Untirta - Modul Praktikum (non cetak)
2022 Management Plant, Closed Loop Dairy Industry. Untirta Press
2023 Ergonomi dalam Transportasi Percetakan Deepublish ISBN: 978-623- 02-6333-0
B.JURNAL dan SCOPUS Conference
2016 Pengaruh Usia dan Lama Masa Kerja terhadap Beban Kerja Fisiologi dan Psikologi Operator. Jurnal Industrial Services, Vol 2. No 1. Oktober 2016. ISSN 2461-0623. http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jiss/issue/archi ve
2017 OPTIMAL PHYSICAL ENVIRONMENT TO MAINTAIN CONCENTRATION ON OFFICE WORK IN TROPICAL CLIMATE IN INDONESIA. International Conference ‘ Quality in Research (QIR) Juli 2017. ISSN : 411-1484 http://qir.eng.ui.ac.id/qir-proceedings/
2017 Analisis Tingkat Stres Kerja dan Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja pada Pegawai BPBD Kota Cilegon. Jurnal Industrial Services, Vol 3. No 1b. Oktober 2017. ISSN 2461-0631. http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jiss/issue/archi ve
2018 Analyzing Circadian Rhythms for Breaktime Schedulling on Night Shift Work The 5th International Conference on Industrial Engineering and Applications (ICIEA), April 2018. Singapore. ISBN : 978-1-7281-0850-6. Terindex : IEEE dan SCOPUS https://ieeexplore.ieee.org/xpl/tocresult.jsp?isnumb er=8387054
2019 Factors supporting the implementation of mass transport system in Indonesia The 6th Annual Conference of Industrial and System Engineering 2019 (6th ACISE 2019), Semarang, 23 – 24 April 2019. IOP Conference Series : Materials Science and Engineering, Vol 598 tahun 2019. Terindex : SCOPUS https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757- 899X/598/1/012013 doi:10.1088/issn.1757-899X Online ISSN: 1757-899X Print ISSN: 1757-8981
2019 Effect of Using Electronic Map While Driving on Human Error Probability, Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management Bangkok, Thailand, March 5-7, 2019 http://www.ieomsociety.org/ieom2019/papers/370. pdf ISBN: 978-1-5323-5948-4 ISSN: 2169-8767
2020 Efek Usia, Pengalaman Berkendara, dan Tingkat Kecelakaan terhadap Driver Behavior Pengendara Sepeda Motor Jurnal Teknologi UMJ Vol 12, no 1 (2020) Terakreditasi Nasional level 3 ISSN : 2085-1669 eISSN: 2460-0288 https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek/article/vie w/4485 2020 Identify factors that caused false and violation by motorcycle rider IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, Volume 909, terindeks Scopus Q4. International Conference on Advanced Mechanical and Industrial engineering (ICAMIE) 8-9 July 2020, Banten, Indonesia https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757- 899X/909/1/012067 Online ISSN : 1757-899X
2021 Human Error dalam Berkendara Berdasarkan Kebiasaan Pelanggaran oleh Pengemudi Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik Trisakti, Vol 8, no.1, Maret 2021 DOI: http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v8i1.510 Print ISSN : 2355-472X Online ISSN : 2442-3149 https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
2021 Assessment Comfortability of Climbing Stairs and the Height of Building Stair IOP Conference Series : Materials Science and Engineering, Vol tahun 2021. The 8th Annual Conference of Industrial and System Engineering 2019 (8th ACISE 2021). September 2021. http://ieomsociety.org/proceedings/2021indonesi a/533.pdf
2022 The Effects of Using Electronic Maps While Driving on The Driver Performance International Journal of Technology (IJTECH), terindex Scopus Q2. Accepted Juli 2022.
2022 Drowsiness on Industrial Logistics Driver In the Morning and Afternoon Trip Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, Johor Bahru, Malaysia, September 13-15, 2022. ISSN: 2169-8767 (U.S. Library of Congress); ISBN: 978-1-7923-9162-0 September 2022, Vol. 12 No. 6 http://ieomsociety.org/proceedings/2022malaysia/7 12.pdf
2022 Integrated eco-design and ergonomic innovation into product design and development, Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, Johor Bahru, Malaysia, September 13-15, 2022. ISSN: 2169-8767 (U.S. Library of Congress); ISBN: 978-1-7923-9162-0 September 2022, Vol. 12 No. 6 http://ieomsociety.org/proceedings/2022malaysia/7 40.pdf
C.Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
2021/2022 Reviewer pada jurnal Industrial Services Untirta Press
2021 Reviewer on 2st International Conference on Broad Exposure to Science and Technology(BEST)
2021 2 nd BEST – FT Untirta 2020 Reviewer on 1st International Conference on Advance Mechanical and Industrial Engineering (ICAMIE) 2020 1st ICAMIE – FT Untirta
2019 Reviewer on 10th Annual International Conference on Industrial Engineering and Operation Management (IEOM) 10-12 Maret 2020 in Dubai. 10th IEOM – Dubai - United Arab Emirates (UAE)
2017 Reviewer Prosiding Seminar Nasional Industrial Services (SNIS) 2017 Jurusan Teknik Industri UNTIRTA Fakultas Teknik UNTIRTA
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
2015 Seminar Hasil Penelitian Desentralisasi 2015, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan – DIKTI DIKTI Presenter
2015 Seminar Nasional Industrial Services Teknik Industri UNTIRTA Moderator
2016 Seminar Nasional INDUSTRIAL ENGINEERING CONFERENCE (IDEC)
2016 Universitas Sebelas Maret – Solo Presenter
2016 International Conference ‘ South East Asia Network of Ergonomics Society (SEANES) Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) Presenter
2017 International Conference ‘Quality in Research (QIR)’ Fakultas Teknik-UI Presenter
2018 The 5th International Conference on Industrial Engineering and Applications (ICIEA), April 2018. Singapore National University of Singapore (NUS) Presenter
2018 Prosiding Kongres dan Seminar Nasional Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) 2018. Universitas Sumatra Utara (USU) Presenter
2019 The 6th Annual Conference of Industrial and System Engineering 2019 (6th ACISE 2019), 23 – 24 April 2019 Universitas Diponegoro (UNDIP) Presenter
2019 4 th International Conference on Ergonomics & 2nd International Conference on Industrial Engineering (ICE & ICIE 2019). Kuala Trengganu, Malaysia University of Malaya dan University Putra Malaysia (UPM) Presenter
2020 1st International Conference on Advance Mechanical and Industrial Engineering (ICAMIE) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Presenter
2021 International Conference on Industrial System Engineering (ACISE) Universitas Diponegoro (Undip) Presenter
2022 Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja setelah pandemic dengan tetap menjaga produktifitas Perhimpunan Ergonomi Indonesia Moderator