1. Pertanyaan dari Bapak Ahmad Mustahin
1) Bagaimana menghitung analisa alat pada pekerjaan konstruksi dari sudut keilmuan Teknik Industri?
2) Bagaimana menghitung biaya produksi pelaksanaan pekerjaan konstruksi pemanjangan?
Jawaban: Ini sebenarnya itu nanti masuk dalam salah satu Posting yang namanya job posting, jadi pekerjaan berdasarkan order, Jadi kalau disuruh membuat 2 buah bangunan, satu gedung pabrik, satu kantor pusat biaya-biaya untuk kantor pusat itu di pulse biaya untuk pembuatan pabrik di pull, itu namanya job order costing, itu nanti kita akan bahas lanjutnya. Tapi konsepnya itu kalau untuk konstruksi, pekerjaannya kan beda dengan manufacturing, dia tidak ada proses line production, jadi costnya di pulse untuk masing-masing project itu yang namanya job posting. Kalau alat di dalam konstruksi itu nanti kita bisa alokasikan ke project berdasarkan hours penggunaan alat tersebut, atau hours-nya berapa rupiah atau dolar nanti di alokasikan.
2. Pertanyaan dari Bapak Ahmad Mustahin
Info saja, untuk Useful Life bisa memakai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2, 95 Tahun 2019.
Jawaban: Ekonomis bisa pakai beberapa ketentuan bisa pakai ketentuan Kemenkeu biasanya berkaitan dengan kepentingan perpajakan, itu berdasarkan pemerintah. Tapi kita bisa juga internally decide, namun untuk pelaporan perpajakan kita harus memakai ketentuan menteri tadi mengenai usefull life. Mobil sudah diatur, bangunan sudah diatur, tapi kita bisa juga menggunakan unit production, jadi misalnya equipment-nya bisa produksi 1000 unit, misalnya kita sudah produksi berapa kita bagi saja, kalau produksinya 100, berarti 100 dibagi 1000, depresiasinya 10%. Produksinya 50, 50 dibagi 1000, depresiasinya 5%. Tapi kalau kita membuat laporan keuangan untuk kepentingan pajak harus mengikuti teknik kepmen, bagaimana useful life dari equipment-nya.
3. Pertanyaan dari Bapak Irfan
Biaya pengelolaan limbah, apakah termasuk factory overhead?
Jawaban: Biaya pengelolaan limbah pabrik itu masih dalam boundary-nya gedung pabrik, proses manufakturing jadi masuk ke dalam factory overhead yang perlu dipertimbangkan atau dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi.
4. Pertanyaan dari Bapak Rajib
Untuk menentukan harga jual produk harus melihat Harga Pokok Produksi, yang di mana semua biaya indirect overhead dan direct?
Jawaban: Untuk menghitung harga jual, yang tadi disebutkan itu dimasukkan di dalam konsideran, jadi kalau kita kembali ke laporan keuangan Unilever, itu kita ada biaya produksinya, cost of goods manufactured, jadi kalau kita menentukan harga jual sama dengan cost of goods manufactured itu kita baru menutupi biaya produksi. Biaya marketing belum masuk, jadi itu perlu ditambahkan lagi. Kemudian kalau ada biaya bunga, kadang-kadang beli bunga dimasukkan juga, jadi seluruh komponen untuk memproduksi sampai dengan barang itu siap dijual itu harus dimasukkan, ditambah 1 komponen paling penting profit margin, profitnya berapa persen. Jadi seluruh komponennya itu harus masuk, jadi kalau kita tadi lihat di laporan keuangan Unilever itu untuk sampai dekat laba bottom line di bawah jadi kita tinggal hitung mundur saja, dengan hitung mundur seluruh komponen yang ada dari line kedua dari bawah sampai dengan line ke-3 dari atas itu harus termasuk, karena itu harus tercover oleh harga jual. Jadi seluruh komponen biaya produksi, biaya general and administration expand, selling expand, kemudian kalau ada biaya bunga, ada biaya pajak itu semua harus tercover.
5. Pertanyaan dari Ibu Fitriana Dewi
Jika kesulitan dalam menghitung Work in Process karena banyak kategori barangnya, apakah bisa pakai presentasi dari harga barang jadi?
Jawaban: Katakanlah tadi Unilever produknya banyak sekali, pabrik yang banyak, line-nya juga banyak. Biasanya kalau untuk itu nanti ada lagi yang namanya produksinya nanti bercabang hasilnya nanti ke mana, biasanya kita memang ada komposisi dari produknya. Misalnya tadi kita membuat biskuit, biskuit ABC, itu komposisinya kalau secara set up di pabrik 50% biskuit A, 30% biskuit B, 20% biskuit C, itu presentasi itu bisa juga untuk menghitung yang ada di dalam karena, kalau tadi kita asumsikan produknya linear hasilnya 1, kalau produknya 3, biasanya itu komposisi hasil akhirnya, A 50, B 30, C 20, tinggal di balik saja unit cost equivalent-nya balik ke dalam berdasarkan kriteria tadi 50, 30, 20, bisa juga dipakai seperti itu. Kalau untuk yang produksinya multiple, katakanlah 100 unit itu lebih repot lagi, Indomie, Indomie ada berbagai rasa, dengan costing-nya beda tapi selama kita tahu komposisi hasil akhirnya, persentasenya, kalau produknya bercabang nanti kita bisa pakai presentasi itu untuk menghitung unit equivalent atau cost equivalent-nya.
6. Pertanyaan dari Ibu Fitriana Dewi
Berapa besaran presentasi yang tepat untuk menentukan Nilai WIB? Apakah ada patokannya?
Jawaban: As far as I know, jadi biasanya kalau work in proses itu tergantung masing-masing produksinya, jadi kita tidak bisa tetapkan berapa persentase dari working proses terhadap keseluruhan inventory. Jadi kalau kita lihat di Unilever itu inventorynya bergerak tiap hari, jadi persentasenya komposisi work in proses dari total inventory secara keseluruhan kita tidak bisa defind seperti itu tapi lebih kearah berapa aktual work in process yang ada berdasarkan metode kalkulasi mana yang lebih terpakai, dilihat dari kuesioner dari dashboard Production, atau hitung balik ke belakang, atau berdasarkan pembagian cost-nya, jadi tidak ada side specific inventory percentage.
7. Pertanyaan dari Ibu Eni Wardani
Apakah bisa disimpulkan bahwa untuk job order cost itu untuk barang-barang yang customize?
Jawaban: Ya betul sekali, jadi kalau untuk job order itu barang-barang yang customize, yang disesuaikan dengan order atau pesanan pelanggan, makanya di situ namanya job order costing, jadi costing berdasarkan order job tersebut. Kalau tadi proses costing itu manufacturing in generate, kalau job order itu pesanan.
Profil InstrukturNino F. Kusmedi, SE, Ak., MMSI, CPA, CIA
Head of Internal Audit, ORYX GTL - Qatar
Deskripsi Pemateri:
Education : SE, Ak, FE Universitas Indonesia
MMSI, Universitas Bina Nusantara
Certification : CPA, CA, CIA, CISA, APM PFQ
Experience :
- Internal Control Manager, Kraft Foods
- Internal Audit Manager, Indocement
- Internal Audit Manager, Al Ghurair
- Head of Internal Audit, ORYX GTL