1. Pertanyaan dari Bapak Chandra Wibawa
Selamat sore, saya Chandra. Izin bertanya seandainya saat sampel benda uji daktilitas saat ditarik, sampel uji belum putus sampai maksimal batas pengukuran alat yang bisa diukur. Semisal batas pengukuran alat sampai 145 mm belum putus, nilai yang ditulis pada form pengujian apakah 145 mm atau >145 mm ?
Jawaban dari Nara Sumber: Pada saat pemeriksaan daktilitas kita cantumkan angka yang sesungguhnya, misal hasilnya 145 baru putus. Peralatan itu kalau tidak salah di 1,75 m panjangnya itu sedangkan persyaratan di 100 jadi boleh mencantumkan, misalnya persyaratan lebih besar dari 100, hasil test menunjukkan angka 145cm itu akan lebih jelas lagi. Jadi disana bisa terbaca bahwa syaratnya terpenuhi dan angka yang berhubungan dengan angka aspal hasil testnya adalah 145 derajat. Boleh dicantumkan dua - duanya, biasanya minimal lebih besar dari 100 cm tetapi angka yang kita dapat 145 bisa saja disitu hasil resume dari aspal adalah 145 lalu kolom syarat adalah 100 cm, leibih besar dari 100 cm. Jadi itu akan menegaskan angka yang kita dapat dari pemeriksaan aspal tersebut.
2. Pertanyaan dari Bapak Chandra Wibawa
Selamat sore, saya Chandra dari Universitas Udayana. Izin bertanya, Apakah bisa dijelaskan ringkas atau review pengujian kadar parafin atau kadar lilin pada aspal penetrasi karena di requirement Dep. PU 2018 terbaru ada persyaratan pengujian kadar parafin ?
Jawaban dari Nara Sumber: Kadar parafin pada saat ini kita kilas balik ke pemeriksaan pada saat umumnya adalah pemeriksaan parafin tidak diperlukan, tetapi pada saat ini SNI dimasukkan ke dalam sebagai pemeriksaan aspal namun kalau memang di dalam persyaratan aspal kadar parafin diharuskan mungkin anda harus melihat ke laboratorium mana yang kira - kira mampu memeriksa kadar parafin tersebut. Tapi sekilas bahwa itu akan membuat kadar parafin di dalam aspal itu harus sedemikian rupa kecil atau malah tidak boleh ada karena dengan adanya parafin itu sudah otomatis dia mempunyai sifat yang mengurangi kualitas dari aspal. Pada saat saya 2010 pensiun itu tidak terlalu tetapi pada saat saya masih aktif itu ada penelitian sebelum ada standarnya dibelakukan kita melakukan penelitian dengan menambahkan aspal yang biasa diisi oleh aspal yang parafin dengan persentase tertentu, ternyata aspal itu akan berpengaruh terhadap daktilitas. Jadi makin kecil atau tidak ada sama sekali parafin di dalamnya maka daktilitas makin panjang karena daktilitas itu mempunyai sifat membuat aspal menjadi rapuh dan pada saat kita memanaskan aspal dengan adanya parafin akan mengganggu penyulingan. Tetapi sebetulnya dari pengalaman kita dengan pemeriksaan daktilitas saja sudah cukup atau yang tadi berat jenis lalu titik nyala, sudah terwakili oleh SNI yang ada jadi tidak usah detail. Hanya yang biasanya juga harus kita tahu bahwa minyak bumi itu pada saat diambil ada parafinnya, parafinnya itu dipisah biasanya aspal itu adalah hasil akhir dari penyulingan minyak bumi. Penyulingan minyak bumi terdiri dari bensin, solar, lalu minyak tanah lalu aspalnya sendiri. Aspal minyak buminya sendiri sebenarnya parafinnya sudah dipisah di satu proses untuk mengambil parafin, tapi kalau misalkan selama ini yang kita tahu pelaksanaan di lapangan yang penting kalau anda melaksanakan pemanasannya sesuai dengan viskositas suhu, pemadatan suhu, pencampuran itu sudah betul dilakukan, biasanya dari pengalaman kita itu hasil hot mix di lapangan mampu diatas 10 tahun. Sekarang itu memang banyak SNI masuk disana tapi kenyataan di lapangannya kerusakan lebih parah karena saya sebetulnya seorang aplikator di lapangan jadi bisa merencanakan lalu di AMP, juga melaksanakan penerapannya di lapangan. Dulu tahun 1976 itu bisa sampai hampir 20 tahun pelaksanaan jalan itu tidak rusak. Surapati, Cicaheum, Narogong, Bekasi itu rata - rata diatas 10 tahun hampir mendekati 20 tahun tapi sekarang dengan banyaknya test - test aspal secara sudah komplit tetapi sebetulnya hal yang harus diperhatikan adalah pelaksanaan di lapangannya sendiri, pada saat dicampur aspal, temperatur aspal harus sesuai viskositas dari aspal disebut dimana saya sebut tadi sifat aspal itu ada padat dan cair dan gas. Pada saat cair itu aspal tertentu dengan pemeriksaan viskositas itu ada 2, ada suhu pencampuran dan suhu pemadatan. Suhu pencampuran ada di AMP jadi aspal dipanaskan harus pada suhu pencampuran karena kalau kurang dari suhu tertentu misalkan satu aspal 60 atau 70 diperiksa di laboratorium 150 derajat celcius, maka batu yang dipanaskan harus 160 derajat celcius, jadi 10 derajat lebih tinggi batunya. Kalau misalkan aspal dipanaskannya tidak 150 karena sesuatu hal misalkan ketidaktahuan lalu termometernya tidak dikalibrasi, yang tadinya angka 150 mungkin bisa terjadi 170 atau 160 maka terlalu tinggi, itu akan berakibat aspal rusak pada saat pencampuran. Jadi sekarang ini anda harus meyakini hal - hal yang berkaitan sifat aspal di suhu berapa aspal itu bagus dalam pencampuran, lalu berapa suhu diperkirakan harus dipadatkan.
3. Pertanyaan dari Bapak Achmad Rijani
Izin bertanya, berdasarkan pengalaman, apakah kualitas aspal yg baik bisa dilihat dari merknya.? atau adakah merk aspal tertentu yang lebih terjamin untuk dipakai di lapangan?
Jawaban dari Nara Sumber: Dari kondisi yang ada di lapangan bahwa pertamina mengeluarkan produk 60 - 70, lalu sekarang ini juga sebetulnya ada ESO, Shell, ada BP kalau tidak salah, berarti yang kita kenal itu Shell khususnya kontraktor atau ownernya luar seperti Amerika ataupun Inggris biasanya mereka menggunakan aspal dari Shell. Pertama karena tingkat kepercayaannya lalu dari pengalaman mungkin mereka lebih tahu dan lebih cinta dengan produknya mereka tapi dalam hal ini juga memang kita akui merk luar lebih bagus. Harga lebih mahal di dalam 1 drum, misalkan katakan saat ini 1 drum 1,5 juta perbedannya bisa 200 - 300 ribu dalam 1 drum. Di dalam kualitas juga kita akui mungkin kestabilan material atau bahan produk mereka lebih bagus, jadi kalau kita punya pilihan kita lebih baik anda gunakan aja aspal dengan produk luar tetapi kalu misalkan tidak ada anda harus juga memperhatikan, kita arsipkan karena sudah beralih yang biasanya kita menggunakan drum sudah kemobil, yang kita tahu seluruh Kalimantan itu penggunaan sudah biasa lalu di Pulau Jawa juga sama, jadi biasanya proyek besar dengan aspal curah. Jadi kalau pakai aspal curah juga anda harus mempunyai arsipnya diambil pengiriman tanggal berapa jangan - jangan di produknya pertamina sudah bagus tetapi di pengangkutan kita tidak tahu biarpun mungkin mereka menggunakan materai, ada pengaman ada plastik juga. Tetapi orang kita kreatif bisa terjadi perubahan kualitas di perjalanan, ini terjadi di NTT lalu pernah terjadi di Sulawesi Utara. Jadi berhati-hati terhadap aspal curah anda harus punya peralatan yang bisa di laboratorium AMP bisa beli, untuk titik lembek, penetrasi lalu berat jenis, 3 itu harus punya.
4. Pertanyaan dari Bapak Chandra Wibawa
Selamat sore, saya Chandra dari Universitas Udayana. Izin bertanya, Bukankah temperature pencampuran dan pemadatan basicnya ditentukan dari nilai viskositas dan pengujian viskositas aspal tentu dilakukan di laboratorium? Tapi kenyataan di lapangan secara umum disetarakan untuk temperature pencampuran aspal sebesar 155 derajat celcius dan temperature pemadatan digunakan control 145 derajat celcius ?
Jawaban dari Nara Sumber: Betul, hal - hal umum seperti tadi kalau pada saat kita mulai bekerja aspal itu harus diperiksa dulu, asapal yang mau dipakai. Biasanya mereka bersertifikat tapi itu berlaku seterusnya padahal sebetulnya tidak jadi lebih baik di cek kembali. Misalkan kita tender, pada saat tender ada mereka mengajukan aspal yang dipakainya itu biasanya tanggal pemeriksaan yang ini beda jadi anda minta yang paling baru. Ini sedapat mungkin kita harus mencegah hal - hal yang mereka lengah, contoh kita menganggap pabrik itu sempurna, kita juga harus kritis kepada mereka bahwa harus punya jaminan untuk kualitasnya sama. Saya mau produksi bulan depan, jadi karena viskositas itu kalau memeriksanya 3 jam mungkin saja anda di perguruan tinggi atau kontraktor belilah alat - alatnya itu untuk mencegah hal - hal yang diluar kendali kita karena ada hal yang harus dipertimbangkan, tidak selamanya produk mereka itu betul sama baik itu pertamina ataupun semen yang diproduksi di Indonesia ternyata pernah dicek oleh kita contoh anda membeli produk dari pertamina cek tanggal sekian periksa tanggalnya. Pada saat kita beli bukan produk itu tapi diperkirakan seperti itu, jadi ada persamaan. Sebelum memakai anda harus uji ulang, itu pemeriksaannya hanya 3 jam atau bisa dianggap sehari saja apalagi mempunyai alat sendiri. Jadi dengan adanya peralatan kita bisa cek selama material aspal baru, ini satu contoh terpaksa memberikan 1 merk. Semen Tiga Roda 2013-an jadi kita ada percobaan untuk rigid treatment, batunya dicuci. Jadi tahapannya mencari batu, batunya dicuci dahulu semennya , Knya muncul, tahun berikutnya batu yang sama dicampur dengan semen berbeda, dalam 1 tahun semennya berbeda juga produknya berbeda lalu kita mencoba membeli lagi dari tempat lain karena Tiga Roda juga biasanya bisa produk dari CIrebon juga dari Jakarta namun kebetulan tidak masuk karena ada presentasi Tiga Roda ke kantor Puslitbang Jalan waktu itu dia memaparkan persentase dari kita komplain masalah kualitas. Tahun kemarin K-nya sekian, tahun sekarang Knya tidak tercapai sudah semennya memang bukan yang kemarin saat ini beli dari toko tidak masuk. Bagaimana mereka bilang, perlu berapa? Waktu itu antara 1520 sah, nanti saya kirim dari Jakarta ternyata begitu datang dan bercampur hasilnya bagus, jadi hati-hati dalam pengerjaan yang produk publikasi baik aspal, semen itu anda kualitas harus jangan terlalu percaya. Kalau misalnya pengerjaan rigid treatment lalu pengerjaan beton kita percaya karena saat ini semen itu pilihannya banyak dari harga, kualitas beda 1 ribu 2 ribu di lapangan bisa mungkin waktu itu kekuatannya dikurangi karena tidak ada kontrol, ternyata setelah pengirimannya khusus bisa naik dengan presentase semen yang sebelumnya. Jadi hati-hati dengan produk yang sudah kita anggap tertentu stabil padahal belum tentu bagus.
Profil InstrukturZainal Arifin
Purnabakti Puslitbang Jalan dan Jembatan PUPR / Tenaga Ahli PT. MBT Konsultan
Deskripsi Pemateri:
Usia 65 tahun memiliki latar belakang Teknik Lingkungan dari LPPU, pernah bekerja di Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Raykat (d/h Dep. PU), sering dilibatkan dalam kegiatan penelitian terkait masalah kerusakan serta pencegahan dan penanggulannya di proyek jalan nasional yang ada di seluruh tanah air. Berdasarkan pengalamannya memiliki keahlian dalan persiapan, pelaksanaan dan pengendalian mutu pekerjaan jalan terutama untuk Flexible Pavement.
Saat ini sebagai salah satu tenaga Ahli di PT. MBT Konsultan yang aktif memberikan training di bidang teknik jalan terutama masalah bahan dan metoda pelaksanaan pekerjaan jalan untuk peruisahaan-perusahaan seperti PT. Hutama Karya (Persero), PT Hutama Karya Infrstruktur (HKI), PT Jasa Marga (Persero), Dinas-dinas Pekerjaan Umum Kota/Kabupaten di seluruh tanah air, Perguruan Tinggi Negeri/Swasta dan instansi lainnya.