1. Pertanyaan dari Bapak Muhammad Radinsyah
Bagaimana cara kita memberikan efektivitas dari digital karena cost digital advertising cukup tinggi dan keterbatasan resources kita?
Jawaban: Kalau kita mau melakukan aktivitas digital marketing biasanya kita harus mengetahui tujuan utamanya itu apa. Ada dua yang diangkat yang pertama brand awareness ataupun meningkatkan sales. Kalau kita mau efektif, efektifnya dari sisi apa. Jadi kalau kita mau mengangkatnya brand awareness dulu, jadi kita harus setuju dengan publisher atau yang bantu digital marketing kita terhadap KPInya. Agar lebih efektif kita harus tahu satuan KPInya, kalau brand awareness biasanya adalah jumlah yang mengakses iklan kita biasanya kalau kita mau mengiklan di Facebook, Instagram, Google, mereka pasti akan memperlihatkan kita kepada view kita. Viewnya berapa banyak, jumlah kliknya, jumlah followers, jumlah komen semakin banyak dan semakin orang rame berarti itu efektif untuk brand awareness. Kalau misalnya tujuan kita adalah sales berarti yang mengadu KPInya adalah berapa jumlah penjualannya, berapa banyak uang yang kita dapatkan. Harus tahu dulu tujuan dari campaignnya, kemudian satuan KPInya apa disitu kita bisa mengukur efektivitasnya seperti apa.
Sales itu berdasarkan penjualan, jadi kalau misalnya kita mengiklan, kemudian nanti kita konekkan dengan lining page kita. Misalnya kita mau membuat produk, misalnya Bapak listing di Shopee atau Lazada, tetapi kita juga mengiklankan di sosial media dan Google, kita akan mengukur seberapa keberhasilan kita dari penjualan di toko kita. Jadi kalau misalnya kita mau sales harus di connect-in dulu dengan sistem untuk pengantaran media produknya. Kalau misalnya produk kita bisa menggunakan toko online, kalau misalnya produknya digital kita bisa membuat lining page, tapi memang kita bisa track revenuenya berdasarkan jumlah transaksinya.
2. Pertanyaan dari Bapak Khifti Haya
Bagaimana memaksimalkan digital marketing jika target market kita tidak begitu besar aktivitasnya di sosmed dan kurang familiar dengan mengenai teknologi misalnya ibu rumah tangga?
Jawaban: Biasanya kalau kita mau approach ibu rumah tangga ataupun spesifik biasanya digital marketing juga harus diikutkan dengan aktivitas offline-nya. Saya memiliki case, salah satu startup saya ini berjualan ikan di Bogor jadi waktu itu kita membuat suatu startup dimana fokusnya berjualan ikan segar ke masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga. Memang kita genjot juga digital marketing, tetapi kita juga harus memiliki, kita sebutnya duta untuk mempromosikan langsung ke daerah-daerah pemukiman. Jadi aktivitas digital marketing harus diikutkan dengan sales juga, dengan orang-orang yang benar-benar kita pekerjakan untuk me-reach target marketnya.
3. Pertanyaan dari Ibu Lisa Nurusyadah
Jika ingin berkarir di dunia digital marketing apa yang pertama kali yang harus kita pelajari? Apakah kita harus expert di semua bidang, seperti di CEO, FBS, IGS, dll.?
Jawaban: Kebetulan saya handle di satu agency, saya menjadi salah satu advisor dan bisnis development di situ. Dan saya lihat banyak anak muda yang di agensi saya itu memiliki latar belakang pendidikan bermacam-macam, tapi memang ada pengkhususannya masing-masing, ada yang megang copyrighting, copywriting ini khusus untuk penulisan iklan, pembuatan artikel. Ada juga grafik desain, grafik desain ini yang untuk pembuatan gambarnya, ada juga yang bagian strategi kalendernya, jadi mereka yang membuat perencanaan, ada juga yang menghandle marketplace dan iklan, iklan itu maksudnya dia fokus lebih mengiklan di Google, Facebook, Instagram, jadi dia mengetahui fitur-fitur Facebook, Instagram sehingga iklannya bisa maksimal. Ada juga yang fokusnya itu ke video YouTube, Tiktok, butuh orang-orang yang bisa videografi. Kalau grafik desain pasti orang-orang yang pandai dalam hal pengelolaan image dengan software editing, seperti Adobe Premiere, Adobe Photoshop. Kalau copywriting biasanya orang-orang sastra, komunikasi yang bisa secara penulisan di artikel. Jadi kita tidak harus menguasai semuanya sesuai spesifik kita saja.
4. Pertanyaan dari Bapak M. Ananta
Berapa angka yang optimal untuk persentase ER?
Jawaban: Tidak ada yang optimal, yang penting semakin tinggi semakin bagus.
5. Pertanyaan dari Ibu Nessya
Bagaimana cara yang tepat mempromosikan jasa design dan kontraktor?
Jawaban: Kalau jasa design dan kontraktor itu bahwa campaignnya itu mau ke mana, Mau tujuannya brand awareness atau sales. Kalau brand berarti kita awalannya mempromosikan perusahaannya jasa desain dan kontraktornya itu apa brand imagenya. Biasanya kalau di agency itu kita misalnya mendapat klien baru, dia benar-benar baru dan belum pernah mengiklan di sosial media, belum pernah melakukan Digital marketing. Biasanya kita sarankan untuk mereka fokus dulu meningkatkan brand awareness mereka. Ketika brand awareness sudah bagus, kita mengadvicenya menggunakan iklan di sosmed, PR dan SEO. Kita buatkan website dulu misalnya jasa desain kontraktor, misalnya Jfree Desain, website yang kita buat, lalu nanti websitenya itu kita isi dengan informasi-informasi yang menarik, informasi-informasi yang berguna untuk orang tahu.
Ketika website yang sudah jadi lalu kita iklankan di Google, sosial media, kita bantu juga branding itu mau ke arah mana, misalnya mereka positioningnya khusus untuk rumah-rumah mewah, target marketnya siapa, misalnya target marketnya itu adalah para sosialita, para miliarder, dll. nanti kita bantu untuk menset strateginya. Ketika brand awarenessnya sudah bagus, strategi keduanya adalah meningkatkan sales. Untuk meningkatkan sales otomatis mereka juga harus memperkerjakan 1 PIC khusus, karena di digital marketing ini biasanya outputnya mendatangkan leads, leads yang mau membeli ataupun mencoba produk dan service kita. Untuk memfollow up ada orang internal mereka tidak mungkin kita yang menghandle di agency. PICnya misalnya orang marketing, orang bisnis development atau owner-nya sendiri memfollow up. Brand awareness dulu, kita angkat nama mereka, sudah familiar dan segala macam baru kita push di salesnya.
6. Pertanyaan dari Ibu Vivi Triyanti
Apa pertimbangan memilih untuk menggunakan YouTube, Search Engine, Tiktok, IG, dll. Dalam kondisi budget marketing yang sangat terbatas?
Jawaban: Menurut saya untuk pertimbangan pemilihan berdasarkan budget-nya dulu saja. Kalau misalnya budgetnya terbatas kita otomatis jangan beriklan yang mahal-mahal dulu, misalnya YouTube Itu sudah pasti mahal, harus bikin videonya, dan segala macam, Tiktok juga sama. Jadi kalau misalnya bajunya terbakar kita fokus ke SEU dulu dan sosial medianya, menggunakan IG, FB, Search engine karena itu lebih murah. Pelan-pelan kalau misalnya itu berdampak dan meningkatkan sales otomatis budgetnya bisa ditambah untuk pemakaian yang lebih massive lagi seperti Youtube, Tiktok, QOL.
SEO mentrack keyword, jadi misalnya keyword-nya apa yang mau kita arahkan. Kalau kontraktor misalnya kontraktor murah atau semakin spesifik kita ngebeat di klik itu kemudian ketika orang mengklik ada website kita atau learning page kita di google-nya. Kita itu harus ngebeat keyboard yang sering dicari orang, tapi semakin orang cari dan semakin populer itu akan semakin mahal harganya. Kita harus benar-benar jeli keywordnya itu Mana yang mau kita arahkan.
7. Pertanyaan dari Bapak Indra Jacobalis
Apakah ada tips tentang bagaimana caranya konversi dari visit sebuah posting menjadi penjualan?
Jawaban: Sebenarnya tidak ada rahasia, intinya teori yang saya Sebutkan itu dari Aida (Teori Aida) di mana ada awarness awarness, interest, desire dan action. action-nya sudah beli kemudian ada repeat akhirnya loyal. Kalau mau menjadi sales otomatis proses itu harus dilalui semua. Proses digital marketingnya harus kreatif agar orang tertarik untuk melihatnya awareness dan interestnya muncul, dengan tempelan-tempelan atau postingan-postingan sosmednya itu gambarnya bagus, edukatif, informatif sehingga orang ingin mengakses dan melihat kemudian timbullah rasa ingin tahu untuk mempelajari. Dari mempelajari kemudian dia mencari tahu akhirnya mencoba-coba untuk membeli, ketika membeli bagus akhirnya di beli lagi. Sebenarnya tidak ada tips khusus intinya proses itu harus dilalui semua. Benar-benar Harus bisa mendapatkan attention dari visitors.
8. Pertanyaan dari (Tanpa Nama)
Apakah tujuan brand awareness dan sales kita dapatkan dalam waktu yang bersamaan?
Jawaban: Bisa, kalau misalnya mau dilakukan secara paralel tidak ada masalah, masalahnya siap atau tidak tim kita di internal untuk menghandle itu semua. Karena yang saya lihat ketika saya menghandle startup, mereka kalau misalnya timnya baru sedikit otomatis kita harus fokus. Namun kalau timnya mungkin ada yang menghandle tentang Digital marketing, sales, sales itu lebih ke direct langsung orang perorang biasanya B to B, kalau Digital marketing biasanya ke B to C biasanya lebih retail. Kalau misalnya orang yang komplit bisa kita langsung paralel, tapi kalau orangnya terbatas kita harus prioritas.
9. Pertanyaan dari Bapak Ahmad Syahirul Alim
Apa keuntungan dan kerugian jika menggunakan jasa digital marketing?
Jawaban: Kelebihannya berarti kita bisa mempromosikan produk dari service kita ke target audience kita sehingga kita bisa mendapat revenue lebih, kita mendapat awarness. Akhirnya Kalau misalnya kita berhasil kita bisa meningkatkan revenue namun kerugiannya kita harus mengeluarkan biaya untuk melakukan itu, seperti untuk membayar iklannya, membuat websitenya dan segala macamnya itu memerlukan biaya.
10. Pertanyaan dari Bapak Yonathan Saputra
Bagaimana kita mengetahui kapan harus melakukan retargeting pada campaign kita?
Jawaban: Retargeting itu misalnya kalau kita evaluasi ternyata target market kita tidak sesuai dengan yang kita mau. Kalau produk baru itu agak sulit untuk mengasumsikan siapa target market kita, ketika kita tes ternyata target marketnya apa kita harus retargeting, kita harus cari target market yang baru untuk produk kita. Kapan harus diketahui? Kita evaluasi dari hasil campaign kita.
11. Pertanyaan dari Ibu Gechi Resti
Apa yang menyebabkan target campaign tidak tercapai? Apakah ada parameter campaign tersebut sehingga dikatakan berhasil? Bukankah kalau di re-campaign akan membutuhkan cost yang lebih besar. Bagaimana strateginya supaya campaign tidak berulang?
Jawaban: Biasanya kalau untuk campaign tidak tercapai, itu dari keahlian tim eksekutornya. Jadi kalau misalnya timnya tidak terlalu terlatih kemudian di sosial media dia tidak mengupdate konten-kontennya tidak menarik, tidak mendapatkan awarness akhirnya tidak tercapai. Yang paling utama itu yang sulit untuk target campaign tidak tercapai adalah dari tim eksekutornya, mereka competent atau tidak untuk melakukannya.
Kedua, kecocokan antara produk dengan target market, target marketnya pas atau tidak dengan produknya atau sebaliknya. Produknya bisa dibeli atau tidak dengan target market ada atau tidak demandnya, kalau misalnya tidak ada tidak akan works untuk salesnya.
Ketiga, aida tadi, biasanya awarness dan interest, misalnya kita mengiklan dan melakukan PR, YouTube video dan segala macam, tetapi di internal tidak siap dimana tidak ada yang memfollow up, itu tidak works juga. Jadi dari sisi yang mengeksekusi tidak kompeten, mungkin tim internal tidak siap, produk dan target market tidak pas.
Timnya tidak harus banyak, yang penting mereka saling bersinergi dan memiliki keterampilan yang kita butuhkan dan kompetensi yang kita butuhkan. Satu tim itu paling tidak ada 5 orang, satu menghandle account executive yang koneksi dengan klien, Project leadnya di mana yang akan memanage dari sisi planning, analisa, dia yang mengkoordinasikan tim copywriting, grafik desain, iklan. Kemudian project lead ini yang mengirim report.
Kalau targeting ini memang costly, tetapi itu tidak bisa dia lakukan, oleh karena itu tidak semua campaign bisa sukses dan tidak semua campaign juga gagal, jadi kita proses pembelajarannya di situ.
12. Pertanyaan dari Bapak Indra Jacobalis
Apakah ada masukan sistem pembayaran yang aman bagi penjual dan pembeli dalam transaksi digital?
Jawaban: Kalau transaksinya kita menggunakan Tokopedia seperti ecommerce, kita mengikuti solusi dari mereka saja. Tetapi kalau misalnya mau memulai dari website kita mungkin bisa dimunculkan dari rekening dulu. Kalau misalnya yang sekarang lagi booming itu send it dan mi-trans itupun bisa.
13. Pertanyaan dari Ibu Gechi Resti
Pak saya juga pernah baca artikel mengenai organic Post. Bisa dijelaskan mengenai organic post tersebut? Apakah worth it?
Jawaban: Organic post itu sebenarnya kita tidak mengiklan, Intinya kita punya akun sosial media seperti Instagram, Facebook atas nama bisnis kita, kita buat konten secara organik sehingga traffic-nya bisa naik juga dari konten kita. Tapi balik lagi seberapa kemampuan tim kita untuk mengeksekusi itu, harus menarik kalau menarik pasti traffic-nya naik, jika tidak menarik akan begitu-begitu saja.
Organic ini maksudnya membuat sendiri, jadi grafik desain dan copywritingnya kita yang menarasikan sendiri, kita yang gambar sendiri di canva ataupun aplikasi editing yang lain.
14. Pertanyaan dari Ibu Afifah
Contoh Konten seperti apa untuk sosial media yang akan memiliki banyak reach?
Jawaban: Biasanya kalau konten-konten yang meningkatkan engagement, seperti kuis, pertanyaan-pertanyaan yang membuat orang itu mau menjawab 1 posting. Jadi biasanya kalau untuk mendapatkan reach yang banyak, konten-kontennya itu yang bersifat yang mengajak mereka untuk berpartisipasi dan ada hadiahnya. Yang kedua mungkin konten-konten yang sifatnya bertanya atau sifatnya mengajak agar mereka sharing ke Instagram mereka. Konten-konten itulah yang harus diperbanyak sehingga bisa mendapatkan reach yang bagus dan waktunya pun harus pas. Menurut report itu ada post yang bagusnya itu di pagi hari, kalau di Facebook kalau bisa jam 6 sampai jam 9 atau jam 5 sampai jam 9 malam, itulah waktu-waktu yang bagus untuk posting. Tetapi siang hari mereka ternyata tidak melihat, pagi-pagi saat mereka berangkat bekerja atau sore sekali atau malam, karena target audiensnya itu adalah para profesional seperti IT manager, CEO, sales, dan segala macam, istilahnya orang-orang pekerja target marketnya.
15. Pertanyaan dari Ibu Nuraini
Kapan waktu yang efektif untuk melakukan iklan digital?
Jawaban: Masing-masing target market itu memiliki behaviour masing-masing, jadi lebih baik dievaluasi dulu hasil dari iklannya. Kalau kita beriklan di Facebook dan Instagram akan muncul yang seperti Saya tunjukkan, itu sebagai referensi kita untuk melakukan postingan berikutnya. Jawabannya berdasarkan analitik tadi.
Tim kami itu kalau ngepost, kalau tidak 3 kali seminggu atau 2 kali seminggu. 3 kali itu senin rabu jumat, kalau dua kali seminggu biasanya Selasa Kamis, itu berdasarkan history. Tapi itupun tidak bisa menjadi jawaban kapan waktu yang terbaik, jadi harus melihat data yang tadi.
16. Pertanyaan dari Bapak Ramadhan
Apakah ada pengalaman dari tim Mas Jefry terkait pembangunan brand sebuah klien dengan membuat tagline dan video yang memiliki plot twist unik?
Jawaban: Pernah, sekarang itu era pandemi orang lebih suka online, Jadi sekarang banyak orang yang membuat webinar untuk meningkatkan increase sell. Bisa jadi beberapa konten itu kita buatkan secara digital, kita membuat webinar secara online kemudian akhirnya semua orang yang ikutan webinar tersebut kita mendapatkan leadnya. Nanti ada tim kami yang memfollow up untuk penjualan. First layer itu kita melakukan aktivitas digital marketing di berbagai channel, second layernya biasanya harus ada orang yang memfollow up leads tersebut. Leads itu maksudnya database, orang yang tertarik, ada nomor telepon, email, nama itu yang akan kita hubungi. Tergantung kliennya, kalau ada timnya yang mereka handle mereka yang akan menelepon namun Kalau tidak ada tim kita yang menelepon.
Profil InstrukturJefry Pratama, S.Kom., MBA, CCSGB
Venture Capitalist, Startup Ecosystem Builder
Deskripsi Pemateri:
Pwndidikan
Bachelor Degree of Computer Studies Binus University
Master of Buisiness Admninistration, Institut Teknologi Bandung
Pengalaman Kerja
Venture Capitalist (UMG Idealab)
Startup Ecosystem Builder (DSF)
Leacturer and Scientist for Business, Innovation and Digitalization Studies
Digital Consultant and Entrepreneur