BMKG Tegaskan Tak Ada Bukti Chemtrail di Indonesia

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra

03 April 2024, 09.08

Sumber: kompas.com

Isu seputar chemtrail (Chemical Trail) telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir di media sosial. Padahal, garis putih panjang yang terlihat di langit sebenarnya adalah contrail (condensation trail) yang dihasilkan oleh pesawat. Isu ini kembali mencuat setelah munculnya video viral berdurasi 15 detik di Twitter yang memperlihatkan jejak garis putih di langit.

Pemilik akun yang mengunggah video tersebut menyatakan bahwa Jakarta telah digempur chemtrail pada 14 Februari pukul 01.00 dini hari. Namun, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah telah menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoax.

Indan menjelaskan bahwa fenomena jejak putih tersebut sebenarnya dikenal sebagai condensation trail (contrail), yang terjadi akibat pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Penerbangan BMKG, Ismanto Heri. Ia menyatakan bahwa garis putih memanjang di langit yang terlihat dalam video viral adalah contrail yang biasa terjadi dan merupakan fenomena awan yang muncul di belakang pesawat.

Meskipun begitu, istilah chemtrail sendiri mengacu pada jejak kimia yang dihasilkan dari pelepasan zat kimia atau bahan biologis pada ketinggian tertentu dengan sengaja. Banyak penganut teori chemtrail menganggap bahwa zat kimia tersebut dilepaskan untuk tujuan buruk, bahkan ada yang menyatakan bahwa chemtrail digunakan sebagai sarana pelepasan senjata biologis.

Namun, Ismanto menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti yang mendukung teori chemtrail tersebut. BMKG tidak pernah menemukan adanya bukti terkait teori soal chemtrail, dan dari diskusi serta penelitian yang dilakukan, tidak pernah ada chemtrail di Indonesia. Ismanto juga menjelaskan bahwa pelepasan zat kimia dari udara yang dilakukan dalam misi TMC (teknologi modifikasi cuaca) biasanya dilakukan untuk memunculkan hujan, memadamkan kebakaran, atau membantu daerah kering agar hujan turun.

Sebagai kesimpulan, isu seputar chemtrail cenderung hanya menciptakan kekhawatiran tanpa dasar yang kuat. Informasi yang belum terverifikasi secara akurat dapat memicu kebingungan dan ketakutan di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, serta mengandalkan penjelasan dari ahli dan ilmuwan untuk mendapatkan pemahaman yang akurat tentang fenomena alamiah seperti contrail.

Sumber Artikel: nasional.kompas.com