Biaya Logistik di RI Mahal karena Distribusi Barang harus Gota-ganti Kapal

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra

06 Maret 2024, 11.51

Gambar: KOMPAS/Bambang P. Jatmiko

Pedagang mengirimkan barang dari Medan ke Sorong dengan menggunakan kapal laut, barang harus singgah di banyak pelabuhan karena harus berganti kapal sebelum sampai tujuan. Banyak pelabuhan yang singgah untuk berganti kapal yaitu Tanjung Priok, kemudian kapal berganti lagi di Makassar hingga mencapai Sorong.

Situasi ini membuat distribusi barang menjadi lebih mahal, kata Direktur Utama PT Pelindo IV Prasetyadi, dilansir Antara, Senin (13 September 2021). Ia meyakini hadirnya Pelindo I-IV akan memudahkan pelayanan kargo.

Dengan begitu, saat pendistribusian barang dari Sabang ke Merauke atau sebaliknya tidak perlu berganti kapal saat sandar di pelabuhan transit kawasan Pelindo. Hingga saat ini pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang beranggotakan empat perusahaan. Perusahaan lainnya adalah Pelindo I, II, III dan IV.

Pelindo berkantor pusat di Medan dan beroperasi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Riau. Raja Felindo II berkedudukan di Jakarta dan memerintah 10 provinsi dari Sumatera Barat hingga Jawa Barat, Raja Felindo III berkedudukan di Surabaya dan memerintah Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Timur. Pelido IV menguasai wilayah lain di Indonesia bagian timur.

Menurut Prasetyadi, penggabungan pelabuhan ini bertujuan untuk mengembangkan konektivitas maritim dan standarisasi pelayanan kepelabuhanan yang berdampak pada peningkatan kinerja dan efisiensi BUMN Pelabuhan yang berdaya saing di dunia. Prasetyadi mengatakan merger Pelindo akan meningkatkan operasional pelabuhan, konektivitas maritim, dan perekonomian negara. Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan integrasi Pelindo diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan di Tanah Air.

Hingga saat ini, sebagai empat perusahaan yang berada dalam wilayah otonomi pengelolaan yang berbeda, BUMN kesulitan merencanakan aliran dan investasi yang dapat mendukung profitabilitas pekerjaan nasional. Ini juga mengapa fungsi port tidak dibandingkan. Integrasi tersebut akan meningkatkan kendali Pelindo, manajemen strategis dan pada akhirnya mengurangi biaya integrasi.

Biaya Logistik

Sementara itu, tingkat masuk ke India ternyata 23% lebih tinggi dibandingkan negara lain, dengan Tiongkok sebesar 15% dan Malaysia hanya 13%. Rantai nilai rendah, terbatasnya operasional pelabuhan dan infrastruktur pelabuhan, ketidakseimbangan pasokan dan permintaan Saat ini, jika Pelindo ke depan masuk dalam BUMN Pelabuhan, lebih fokus pada lini bisnis yang dikelompokkan ke dalam bisnis. Kelompok-kelompok tersebut yaitu Kontainer, Non Kontainer, Logistik dan Pembangunan Hinterland, Maritim, Peralatan dan Pelayanan Pelabuhan Tujuan dari pengelompokan kelompok usaha ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang akan mempengaruhi peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan bidang.

Disadur dari : kompas.com